Bab 15 Mimpi Kamu

45 34 2
                                    

Pagi-pagi sekali Riska berangkat ke sekolah. Karena hari itu adalah jadwal piketnya bersama Winda, Sisil, dan dua orang murid laki-laki lainnya yaitu Robby dan Lucas.
Riska dan Lucas mendapat tugas menyapu. Winda dan Siska mendapat tugas mengepel lantai. Kemudian Robby mendapat tugas mengangkat kursi yang akan di letakkan di atas meja, selagi Riska dan Lucas menyapu.
Saat Winda dan Siska mengepel lantai, Rico tiba-tiba masuk ke dalam kelas yang masih licin. Rico tidak tahu kalau saat itu mereka sedang piket. Karena Rico berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali-tumben.
Riska yang melihat Rico masuk ke dalam kelas, seketika memperingatkan Rico, "Rico, awas licin!" teriak Riska.
Rico yang mendengar teriakan Riska pun menoleh. Riska pun terpeleset, nyaris terjatuh. Namun dengan sigap Rico langsung meraih tangan Riska, menariknya ke arah Rico. Sehingga tangan Rico berhasil merangkul pinggang Riska, menahannya agar tidak terjatuh.
Winda, Siska, Lucas, dan Robby pun terkejut dengan kejadian tersebut. Untungnya tidak terjadi apa-apa dengan Riska.
Wajah Rico dan Riska saling menatap satu sama lain. Perlahan Rico melepaskan rangkulan tangannya dari pinggang Riska. Mereka berdua pun tersipu malu.
"Ma-makasih ya, Co, lo nolongin gue lagi," ujar Riska.
"Lagi? Maksudnya?" tanya Rico bingung.
"Iya, waktu di perpus, lo juga pernah nolongin gue, lo pasti lupa ya?"
"Lupa? Ya nggak lah, mana bisa gue lupa. Kan, kepala gue yang kena jatohan buku," batin Rico.
"Gue kali yang harusnya bilang makasih. Kalo lo nggak teriakin gue tadi, pasti gue yang udah kepleset," jawab Rico malu-malu.
�Ehem�� ujar Winda pada Riska dan Rico.
Tampak di wajah Riska dan Rico tersipu malu.
*********
Angga tengah berjalan ke arah kantin, menyusul Riska dan Winda yang lebih dulu berada disana. Dalam perjalanan menuju kantin tiba-tiba Angga ditabrak oleh Indah-siswi kelas XII IPA 1. Bruukk..!!
"Sorry! Sorry!" ujar Indah.
�Nggak-nggak papa kok,� sahut Angga.
"Indah! Cepetan jalannya, lelet amat sih!" teriak Rocky-pacar Indah-dari kejauhan.
"Sekali lagi sorry, ya." Indah pun buru-buru menghampiri Rocky.
"Dasar tuh cowok! Nggak sabaran banget sih!" desis Angga.
Angga kemudian melihat sebuah kunci tergeletak di lantai. "Kunci siapa, nih?" tanya Angga, "mungkin kunci ini nggak sengaja dijatohin sama cewek tadi," sambung Angga. Kemudian Angga pergi ke arah kantin untuk menemui Riska dan Winda.
Sesampainya di kantin, Angga menghampiri Riska dan winda yang sedang makan.
"Oo... gitu ya. Makan duluan, nggak nungguin gue nih,� gerutu Angga.
"Sorry, laper banget soalnya," sahut Riska sembari mengunyah.
"Angga, kenapa lama?" tanya Winda.
"Anu, tadi gue di�.,"
"Di, apa?" potong Riska.
"Oh� nggak penting kok," jawab Angga. "Tadinya kunci ini mau gue titipin sama Riska, buat dikembaliin ke cewek tadi. Tapi nggak usah lah, biar gue aja yang balikin," batin Angga,  yang melamun memikirkan cewek yang menabraknya tadi.
"Angga cepet pesen makan, keburu bel masuk nanti," titah Winda.
"Eh.. iya," jawab Angga yang tersadar dari lamunannya. Angga lalu memesan sesuatu di kantin.
***********
Saat jam pelajaran berlangsung, Angga pura-pura izin ke toilet untuk mencari Indah di setiap kelas. "Kelas berapa cewek itu ya?" gumam Angga, "apa mungkin dia kelas X," lanjut Angga. Angga berpikir kalau indah masih kelas X, dilihat dari wajahnya yang baby face. Kemudian Angga mencari Indah ke seluruh kelas X. Namun Angga tidak berhasil menemukan Indah.
"Coba gue cari di kelas XI deh," gumam Angga. Kemudian mencari Indah di seluruh kelas XI. Ia pun belum menemukan Indah.
"Kalo sampe nggak ketemu juga di kelas XI, gue jabanin deh sampe ke seluruh sekolah," ujar Angga sembari berjalan. Sebenarnya ia sudah lelah, namun ia sangat ingin bertemu dengan cewek yang menabraknya tadi.
Setelah lama mencari, akhirnya Angga menemukan Indah di kelas XII IPA 1. �Tuh dia, akhirnya,� ujar Angga ngos-ngosan, �gue kira kelas X, imut banget soalnya,� puji Angga.
Setelah berhasil menemukan Indah, Angga menunggu di depan kelasnya sampai bel istirahat berbunyi. Angga tidak masuk lagi ke kelas setelah berpura-pura izin toilet-awas kena hukum.
Bel istirahat pun berbunyi, semua murid berhaburan keluar kelas. Angga yang sedari tadi menunggu di depan kelas melihat Indah dihampiri oleh Rocky. "Indah! Mana kunci yang gue suruh lo buat simpen?" tanya Rocky.
"Gu-gue lupa narok di mana kuncinya, mungkin ketinggalan di kamar. Nanti gue coba cari lagi di rumah sampe ketemu ya," jawab Indah ketakutan.
"Awas kalo sampe nggak ketemu!" ancam Rocky.
Angga yang mendengar pembicaraan mereka pun terlihat geram oleh perlakuan Rocky terhadap Indah.
Rocky pun kemudian pergi keluar kelas. Angga yang masih diluar memalingkan wajah saat Rocky melintas. Angga pun kemudian masuk ke dalam kelas XII IPA 1, menghampiri Indah.
"Indah," panggil Angga.
"Iya. Siapa?" tanya Indah bingung.
"Gue Angga, yang lo tabrak tadi."
"Oohh... iya-iya. Sorry banget soal tadi ya. Ada apa kok sampe nyamperin gue ke kelas?" tanya Indah heran.
"Oh iya, sampe lupa gue. Ini�.," Angga merogoh saku celananya mengambil kunci yang tak sengaja dijatuhkan oleh Indah, kemudian memberikannya pada Indah.
"Ya ampun, ini kan kunci yang dari tadi gue cari," ujar Indah, "gue kira ilang," sambung Indah lega.
"Lo yang nggak sengaja jatohin tuh kunci, waktu lo nabrak gue tadi," ujar Angga.
"Makasih ya, untung ada lo yang nemuin, soalnya cowok gue marah besar waktu gue ilangin tuh kunci," jawab Indah.
"Oh, itu tadi cowoknya," batin Angga.
"Ok, kalo gitu gue pergi dulu," pamit Angga. Angga pun kemudian keluar dari kelas Indah.
Di ruang UKS, Rico tengah tertidur. Ia beralasan bahwa kepalanya pusing. Agar ia bisa tidur di ruang UKS. Kebetulan seseorang yang menunggu ruang UKS sedang pergi keluar sebentar.
Sementara Riska dan Winda tengah menyantap makanan di kantin. Riska tiba-tiba memegangi perutnya. "Perut gue kok nggak enak gini ya," batin Riska. "Winda, gue ke UKS dulu ya, mau minta obat. Dari kemaren perut gue sakit," ujar Riska.
Winda yang sedang makan pun seketika berhenti. "Gue anterin kalo gitu ya." Winda pun beranjak.
"Ehh... nggak usah!" tolak Riska. Riska pun menyuruh Winda untuk duduk kembali, "lo terusin makan aja, gue bisa ke UKS sendiri. Kan, cuma minta obat," jawab Riska. "lo kenyangin makannya ya," titah Riska sembari beranjak dari bangku kantin. ia pun kemudian berjalan menuju ruang UKS.
"Duh, kenapa nih perut nggak bisa diajak kompromi, apa gara-gara makan seblak kemaren," gumam Riska seraya memegangi perutnya. Sesampainya di depan pintu UKS, Riska pun membuka pintu kemudian masuk.
"Kok nggak ada siapa-siapa?" tanya Riska, "gue cari sendiri aja obatnya deh." Riska pun mencari obat yang ia butuhkan di kotak P3K.
Saat Riska hendak mengambil obat, Riska terkejut melihat Rico sedang tertidur pulas. "Itukan Rico? Jadi dari tadi dia tidur di sini, pantes nggak keliatan di kantin," gumam Riska, kemudian melanjutkan mencari obat.
Setelah mendapatkan obat yang ia butuhkan, Riska pun beranjak. Namun saat baru berjalan beberapa langkah, Riska pun berhenti. Dengan pelan Riska berbalik menghampiri ranjang tempat Rico tertidur. Ditatapnya wajah berparas blasteran bule tersebut sambil tersenyum. Jantungnya berdebar kencang saat memandang wajah cowok yang diam-diam suka itu.
Rupanya Rico tengah bermimpi. Rico berada di perpustakaan bersama dengan Riska. Riska kemudian agak mencondongkan tubuhnya ke arah wajah Rico agar Riska bisa memandangi wajah Rico dari dekat. Kemudian tangan Riska menyentuh poni Rico berulang kali.
�Ya Allah� ganteng banget anak manusia ini,� batin Riska seraya tersenyum. Perut Riska lagi-lagi terasa mulas. Ia pun buru-buru pergi ke toilet. Rico pun akhirnya terbangun dari tidur pulasnya.
"Ternyata cuma mimpi.� Tangan Rico menyentuh keningnya. Ia pun bangun. Lalu mengusap-usap kedua matanya dan segera pergi dari ruang UKS.

Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang