Riska yang tengah berjalan santai sendirian di koridor setelah dari toilet, melihat Rico membawa tumpukan buku mata pelajaran Sejarah. Ia pun segera menghampirinya."Rico! Sini gue bantuin," tawar Riska.
Rico sedikit terkejut. Langkahnya terhenti sebentar. "Nggak usah! Gue bisa bawa sendiri," jawab Rico ketus, lalu melanjutkan langkahnya lagi.
Riska pun berjalan mengikuti di sebelah Rico. "Rico, jangan jutek gitu dong. Apa ini soal kemaren? Gue minta maaf deh," pinta Riska.
"Udah, pergi sana!" usir Rico tanpa menoleh.
Riska kemudian menghadang langkah Rico. "Lo itu keras kepala ya?"
Rico menghela napas kasar. "Lo yang keras kepala! Gue bilang nggak usah, ya nggak usah!" Rico mulai geram.
Riska pun memaksa ingin membantu Rico. "Sini bukunya!"
Ia pun merebut beberapa tumpukan buku yang dipegang oleh Rico, lalu berjalan ke kelas mendahuluinya.
"Eh-eh!" Rico pun menyusul Riska dengan membawa tumpukan sisa buku sampai ke kelas.
Sampai di kelas, Riska menaruh tumpukan buku yang dibawanya di atas meja guru, lalu menuju bangkunya. Rico juga menaruh sisa tumpukan buku yang dibawanya di atas meja guru, tepat di sebelah Riska menaruh tumpukan buku sebelumnya.
Rico pun memandangi Riska dengan tatapan kesal seraya berjalan ke arah bangkunya.
Riska pun hanya membalas tatapan Rico dengan santai.
Bel istirahat pun berbunyi. Lidya akan pergi ke kantin bersama Leora dan Luise. "Riska, ikut kantin yuk," ajak Lidya.
"Duluan aja, gue mau ke perpus dulu, ada buku yang gue butuhin buat kerjain tugas," jawab Riska.
"Bener ya, nanti nyusul loh!" ujar Lidya seolah mengancam.
"Oke." Riska mengacungkan jempolnya.
Lidya kemudian pergi ke kantin bersama Leora dan Luise.Setelah dari perpustakaan dan mendapatkan buku yang ia butuhkan, ia pun kemudian menyusul Lidya, Leora, dan Luise ke kantin. Namun saat hendak menuju kantin, Riska melihat Rico sedang rebahan di rerumputan, di bawah pohon yang rindang tak jauh dari kelas mereka.
"Oh iya, gue punya utang es jeruk sama Rico," ujar Riska. Riska pun menuju kantin sekolah dan membeli segelas es jeruk untuk Rico.
"Bu, es jeruk satu ya," ujar Riska pada Ibu kantin.
"Iya, Neng." Ibu kantin langsung membuat segelas es jeruk pesanan Riska.
Riska berharap dengan ia menggantikan segelas es jeruk yang tak sengaja ia tumpahkan ke sepatu Rico, Rico tidak akan jutek lagi terhadap dirinya. Karena Riska tidak ingin bermusuhan dengan siapapun di sekolah.
"Ini es jeruknya, Neng," ujar Ibu kantin sembari menyodorkan gelas cup es jeruk pada Riska.
"Makasih Bu," ujar Riska, kemudian menyodorkan selembar uang kertas lima ribuan.
"Eh... itu Riska," ujar Lidya. Saat Lidya akan memanggilnya, Riska langsung pergi dengan membawa segelas es jeruk.
"Lah.. kirain mau nyusul ke sini si Riska, kok malah pergi," ujar Lidya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue suka lo, tapi... [TERBIT] ✔
Fiksi Remaja"WOY!! KALO MAEN YANG BENER DONG!" Riska yang kesal terpaksa bangun, kemudian mengambil bola basket tersebut, lalu berjalan ke tengah lapangan mendekati Rico. Ia pun men-drible bola basket tersebut di hadapan Rico. Sorotan matanya mengarah pada cowo...