Sore itu, myoui pulang lebih cepat dari hari biasanya. Saat membuka pintu rumah, dia merasa aneh karena rumah itu tiba-tiba sunyi. Tidak ada tanda-tanda mina, sharon atau pun jeongyeon di rumah.
Padahal mina dan sharon mengatakan kalau mereka sudah di rumah saat myoui menghubungi mereka 15 menit yang lalu.
Dia masih berdiri di depan pintu sampai dia mendengar sesuatu yang berisik dari dalam garasi.
Myoui yang penasaran pun langsung pergi ke arah garasi. Dia tiba-tiba panik saat melihat jeongyeon keluar dari garasi sambil menarik sepeda bersamanya.
"Owh...kau sudah pulang? Padahal aku baru ingin menjemput mu..." ucap jeongyeon sedikit kecewa saat melihat myoui sudah sampai di rumah.
"Iya...latihanku selesai dengan cepat, uhmm....jadi aku memutuskan untuk langsung pulang ke rumah...." kata myoui sambil memperhatikan sepeda yang jeongyeon pegang.
"Kenapa kau ingin menjemput ku dengan sepeda mu dan bukannya mobilmu?" tanya myoui keheranan.
"Uhm...seharusnya aku bertanya dulu padamu. Uhmm tapi...momo unnie bilang bahwa k-kau suka naik sepeda. Uhm jadi...a-aku...aku ingin mengajakmu pergi denganku ke suatu tempat. Maksudku...uhm aku ingin menunjukkan tempat favorit ku dan...dan uhm..."jeongyeon sangat gagap dan berjuang untuk mengucapkan kata-kata yang tepat.
Dia mempertimbangkan untuk membatalkan rencananya karena myoui sudah ada di rumah dan dia mulai bergumam lagi.
"T-tapi jika kau tidak mau..."
"Tidak apa-apa..." potong myoui dengan cepat.
"....a-aku bisa...apa? Kau ingin pergi denganku?" tanya jeongyeon tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Hatinya senang dan bahkan dia tanpa malu melompat seperti anak kecil saat myoui tersenyum dan menjawab pertanyaan nya.
"Ya, selama kau tidak gagap dalam perjalanan ke sana..."
"Tidak...aku tidak akan gagap lagi..."kata jeongyeon dengan semangat.
"Bagaimana dengan sharon dan mina?" tanya myoui melihat ke dalam rumah.
"Mereka mungkin sedang istirahat atau tidur di kamar mereka..." jawab jeongyeon dengan santai tanpa memperdulikan perasaan sharon dan mina, jika mereka tahu kalau dia hanya mengajak myoui untuk pergi.
Jeongyeon meninggalkan sepedanya dan memilih mendekati myoui yang masih diam di tempatnya.
"Lagian mereka juga tidak akan mau ikut jika aku mengajak mereka..." lanjut jeongyeon sambil mengulurkan tangannya pada myoui.
"Aku pastikan kau akan menyukai tempatnya. Bolehkah aku?"tanya jeongyeon dengan sopan.
Myoui agak tersentak kaget dengan tindakan sopan jeongyeon. Dia pikir jeongyeon akan seperti dahyun dan tzuyu yang seenaknya menggandeng atau memeluk adik-adiknya.
Namun calon suaminya itu jauh berbeda dengan lelaki pada umumnya. Ia malah menawarkan tangannya untuk ia genggam dan bahkan meminta izin terlebih dahulu.
Ia dengan senang hati meletakkan tangannya di atas telapak tangan jeongyeon dan tersenyum padanya.
Jeongyeon langsung menggengam jari jemari itu dengan lembut dan membimbing myoui mendekati sepedanya.
"Ayo kita pergi..." jeongyeon menaiki sepedanya dan membantu myoui duduk di belakangnya.
"Apa ini sepeda mu?"tanya myoui.
"Tidak...aku meminjamnya dari jackson..." jawab jeongyeon.
"Apa kau sudah siap?" myoui menganggukkan kepalanya dan melingkarkan lengannya di pinggang jeongyeon.