Jeongyeon pov
"Hei, mulai sekarang kau harus memakai cincin pernikahan kita..."aku memberitahu mina ketika aku bertemu dengannya saat berpapasan di ruang tamu.
Bukan apa-apa, pertunangan kami akan dilaksanakan dalam beberapa minggu lagi dan mina sampai sekarang belum pernah memakai cincin yang ku berikan padanya. Hal itu berbeda dengan sharon dan myoui yang tidak pernah melepaskan cincin pemberian ku dari jari manisnya.
"Aku tahu itu, bodoh!"dia menjawab ku dan memutar matanya.
"Undang beberapa temanmu juga untuk menghadiri pertunangan kita..."lanjutku.
"Teman atau tidak ada teman...itu tidak ada pengaruhnya bagiku!"balasnya dengan dingin.
"Lakukan apa pun yang kau inginkan! Yang penting aku sudah mengatakan hal yang sama dengan apa yang ku katakan pada myoui dan sharon. Jadi sekarang terserah padamu!!!"teriakku dengan kesal.
"Bla bla bla!" dia mengejek dan memelototi ku.
"Aku akan pergi dari sini!"katanya dan berjalan keluar dari pintu.
Sudah empat bulan dan hubungan ku dengan mina masih sama. Dia masih dingin dan jahat padaku begitu pun denganku.
Hal itu jauh berbeda dengan hubungan ku dengan myoui dan sharon. Kami bertiga sangat dekat dan juga saling peduli dengan satu sama lain.
Aku harap, aku hanya menikahi myoui dan sharon saja. Aku benar-benar tidak akan tahan jika menikah dengan mina. Dia benar-benar jauh berbeda dengan kakak-kakaknya. Dia kasar dan sangat sering memukul ku.
"Aishhh!!!"aku mendesis kesal dan menjatuhkan diri di sofa.
"Sekarang aku sendirian lagi disini..."aku bergumam sambil bersandar di sandaran sofa.
Aku menatap langit-langit rumahku sambil memikirkan apa yang harus ku lakukan untuk menghabiskan hari yang membosankan ini.
"Aghhh...kenapa sharon dan myoui harus menginap di rumah temannya sih? Tskk malam ini akan membosankan..." keluhku saat mengingat kalau sharon dan myoui tidak akan pulang hari ini.
Aghhh...sudahlah! Sebaiknya aku tidur saja.
Aku lalu beranjak dari sofa dan pergi ke kamar ku untuk pergi ke alam mimpi yang sudah menunggu ku.
Aku terbangun ketika suara guntur yang keras bergetar di kamar ku. Aku melirik jam digital di meja samping dan ternyata ini sudah jam 1 pagi.
Aku mengalihkan pandanganku ke jendela dan cahaya petir menyambar serta hujan deras terlihat mengguyur deras di luar rumah.
"Apa mina sudah pulang?"aku bergumam ketika aku mengingat mina saat aku bangun dari tempat tidurku.
Aku mencoba menyalakan lampu tapi ku pikir listriknya padam. Dengan malas aku turun dari tempat tidur sambil mengambil ponsel dan menyalakan cahaya di ponselku.
"Seharusnya aku membawa sebotol air ke kamarku..."ucapku sambil menghela napas.
Hanya suara guntur dan kilat yang menggema di dalam rumah. Aku menuju ke bawah dan terkejut ketika melihat seseorang duduk di sofa.
"Shit!!!"aku memaki dengan keras dan menutup mulutku ketika aku mengenali siapa orang itu.
"M-mina?"
Aku sekali lagi terkejut ketika guntur mengaum lebih keras dari sebelumnya. Mina yang sedang duduk di sofa semakin memeluk lututnya dengan erat.
Aku perhatikan bahwa dia gemetar lalu aku tiba-tiba mengingat sesuatu.