Kamar jeongyeon yang tadinya terdengar begitu ramai sekarang berubah menjadi lebih santai dari sebelumnya.
Seungyeon yang awalnya di kamar jeongyeon memutuskan untuk keluar, memberi privasi pada adik dan calon adik iparnya.
Sharon dan mina mulai berkeliling di kamar jeongyeon, mereka berdua merasa kagum dengan kerapian dan kebersihan kamar calon suaminya itu.
Sementara mina dan sharon sibuk dengan koleksi lego dan game jeongyeon, myoui dan jeongyeon dengan senang hati mendengarkan dari sudut sofa pribadi yang mereka tempati.
Sosok myoui meringkuk disekitar bantal di ujung sofa yang empuk dengan jeongyeon duduk di atas karpet tepat di bawahnya.
Punggung jeongyeon ditekan ke dasar sofa dengan kaki di tekuk dekat dengan tubuhnya serta kepalanya bersandar di lututnya.
Myoui memuaskan dirinya dengan mengikatkan jari-jarinya secara bergantian melalui rambut lembut jeongyeon dan turun ke dagunya yang ditumbuhi bulu halus.
"Hmmm..."jeongyeon seperti sedang berada di surga.
Sentuhan lembut myoui mengirimkan getaran hangat yang bersenandung ke tubuhnya, memaksanya ke dalam relaksasi yang menyenangkan.
"Sekarang ini adalah kebahagiaan sejati..." myoui berpikir dalam hati sambil memandang jeongyeon dengan sayang.
"Jeongie, sejak kapan kau suka bermain lego?"tanya sharon yang nampak kagum melihat banyaknya koleksi lego di dalam lemari kaca jeongyeon.
"Sejak aku kecil...mungkin usia 6 tahun..." jawab jeongyeon masih memejamkan matanya.
"Wah...pantas saja kamar ini dipenuhi legomu..." sambung mina, dia menoleh ke arah jeongyeon dan tersenyum ketika melihatnya tertidur.
Mina melirik ke arah sharon, seringai muncul di wajahnya saat kakaknya itu terlihat masih sibuk dengan koleksi barang jeongyeon.
Dia pun segera mengambil kesempatan itu untuk ikut bergabung dengan jeongyeon dan myoui.
Mina perlahan menarik kaki jeongyeon dan membaringkan kepalanya di atas paha jeongyeon.
Jeongyeon membuka matanya dan tersenyum ketika melihat mina sedang menutup matanya. Tangannya otomatis bergerak ke rambut mina dan mengusapnya dengan sayang.
"Jeongie, topi ini untuk ku ya?" tanya sharon mengambil salah satu koleksi topi jeongyeon dan memakainya.
Tapi jeongyeon tidak menjawab, sharon tiba-tiba merasa jika kamar itu semakin damai karena tidak ada suara mina, myoui atau jeongyeon lagi.
"Mina, myoui unnie! Kalian curang..." alis sharon berkerut ketika dia berbalik dan melihat saudara kembarnya sedang bermanja-manja pada jeongyeon.
Dia menatap jari-jari myoui yang sedang menyapu ke atas dan ke bawah garis rahang jeongyeon. Wajah jeongyeon bahkan terlihat lebih santai dari sebelumnya.
Kerutan di dahi sharon semakin dalam saat mengamati tangan jeongyeon sedang memainkan rambut mina dengan penuh kasih sayang.
Sharon merasakan kecemburuan menggeliat di dalam perutnya, dia pun segera meninggalkan koleksi jeongyeon dan ikut bergabung dengan mereka bertiga.
"Ini tidak adil!" jeongyeon membuka matanya, dia tersenyum lucu ketika melihat wajah cemberut sharon.
"Apa? Siapa suruh kau sibuk dengan koleksiku?" gemas jeongyeon mencubit hidung gadis itu.
"Tsk...mana aku tau kalau kalian sedang bermesraan seperti ini..." dengus sharon memeluk jeongyeon dan membenamkan wajahnya di dada tunangannya itu.
"Sharon unnie! Apa kau tidak bisa diam?! Kau mengganggu saja!" kesal mina karena tangan jeongyeon berhenti memainkan rambutnya.