Sharon pov
Aku bersemangat untuk pergi keluar bersama tzuyu hari ini, tapi kegembiraan itu menghilang ketika sana unnie tiba-tiba menghubungi ku dan mengatakan kalau appa menyuruhku untuk membeli cincin pernikahan ku bersama jeongyeon.
Aku sudah bilang pada myoui dan mina, tapi mereka mengatakan kalau mereka tidak bisa ikut bersamaku hari ini. Jadi mereka hanya menyerahkan semuanya padaku.
Aku pun dengan terpaksa membatalkan kegiatan yang sudah aku rencana kan dan pergi menemani jeongyeon hari ini.
Setelah jadwal kuliah ku selesai, aku pergi ke kampus jeongyeon untuk menemuinya. Saat aku melewati lapangan basket, aku melihat beberapa pria sedang berkumpul sambil tertawa terbahak-bahak.
Aku tersenyum saat mengenali salah satu pria yang sedang membelakangi ku saat ini. Salah seorang dari mereka berhenti tertawa dan memukul bahu jeongyeon saat aku berjalan mendekati mereka.
"Jeongyeon..." dia terlihat kaget saat melihat ke arahku.
Ada apa dengan nya? Kenapa dia terlihat kaget saat melihatku? Apa ada yang salah dengan pakaianku hari ini?
"S-sharon...." dia tergagap dengan mulut yang masih terbuka lebar saat aku berdiri di depannya.
Dia berdehem dan menggelengkan kepalanya sebelum bertanya padaku.
"Ehem...apa yang kau lakukan disini?"
"Aku mencari mu..." jawabku sambil tersenyum padanya.
"Aku? Kenapa?" dia terlihat bingung sambil memandangi ku.
"Apa paman Yoo tidak menghubungi mu?" dia menggelengkan kepalanya padaku.
"Oh god...cincin, bukannya kita harus membeli cincin hari ini?" kataku dengan alis terangkat.
Dia menghela napas berat sambil menggaruk kepalanya.
"Eumm...nuna memang menelponku tadi pagi dan menyuruhku membeli cincin. Apa kita tidak bisa membelinya minggu depan saja? Atau hari lain? Kau lihatkan mata ku masih hitam seperti ini..." aku mengernyitkan alisku dan memegang daguku untuk mempertimbangkan permintaannya.
"Maaf aku tidak bisa. Kita harus tetap membeli cincin itu hari ini. Aku bahkan sudah membatalkan rencanaku bersama tzuyu hanya untuk membeli cincin itu. Jadi, aku tidak ingin waktuku terbuang begitu saja..." jelasku padanya.
"Tapi...."
"Oh ayolah, jeong. Kau masih bisa menutupi matamu itu dengan kaca mata hitam mu itu kan?"potongku saat dia ingin bicara.
"Oke...oh ya, myoui dan mina mana?" tanyanya lagi.
"Myoui sibuk latihan dan mina sedang mengerjakan tugas bersama temannya. Mereka sudah menyerahkan semua keputusan kepadaku....." dia mengangguk lalu berpamitan pada teman-temannya.
"Apa anda mencari cincin pasangan, nona, tuan?" wanita itu bertanya kepada kami saat kami memasuki tokonya.
"Cincin dengan berlian besar yang cocok untuknya..." jawab jeongyeon yang membuat wanita itu menatap kami dengan alis terangkat.
"O-oke, tuan..."kata wanita itu pada kami dan aku hanya melengkungkan senyum canggung padanya.
Satu pasangan memasuki toko di ikuti oleh pasangan lainnya. Aku pikir mereka datang ke sini untuk membeli cicin pasangan.
Tidak seperti pasangan lain, kami berdua terlihat canggung, tidak manis sama sekali, tidak ada kebahagiaan dan kegembiraan di wajah kami berdua.
Kami menunggu wanita tadi keluar untuk membawa cincin yang kami inginkan