Chapter 23

709 114 75
                                    

Mina dan sharon terlihat sudah tertidur di sofa, masing-masing kepala mereka menyender di sisi kanan dan kiri bahu lebar jeongyeon.

Myoui hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua adiknya.

Dia sebenarnya sudah menyuruh adik-adiknya itu untuk pergi ke kamar dan meminta mereka untuk beristirahat setelah pulang dari acara makan malam bersama mereka berempat.

Tapi ini adalah sharon dan mina, gadis keras kepala itu tidak akan pernah mau meninggalkan jeongyeon dan myoui untuk berduaan di ruang tamu keluarga mereka.

Dan sekarang adalah kesempatan bagi myoui dan jeongyeon untuk menghabiskan sisa malam itu dengan membicarakan hal-hal kecil di ruang tamu, ketika dua pengganggu itu tertidur lelap.

Jeongyeon memberitahu bagaimana konyolnya sharon dan mina siang ini, dimana mereka berdua hampir saja membunuhnya dengan pelukan erat mereka.

Malam itu myoui memerhatikan mata jeongyeon begitu dalam, mata coklat itu bahkan membuat dirinya merasa seperti jiwanya tersedot ke dalam sebuah lubang hitam.

Jeongyeon mengacak-acak rambutnya dengan frustasi saat memikirkan hari esok yang mungkin akan lebih melelahkan pada hari ini.

Tapi rasa frustasinya itu seketika menghilang ketika melihat myoui yang terlihat sangat lucu ketika sedang menahan rasa kantuknya.

Dia dengan perlahan melepaskan diri dari mina dan sharon sebelum mengacak-acak rambut hitam myoui dan berdiri dari sofa lalu berlutut di depannya.

"A-apa yang kau lakukan?"tanya myoui sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Aku tahu kau mengantuk. Ayo naik, aku akan mengantarkanmu ke kamar..." ucap jeongyeon melihat myoui dari belakang punggungnya.

"Bagaimana dengan mereka?" tanya myoui melihat kedua adiknya.

"Setelah mengantarmu, aku juga akan mengantar sharon dan mina ke kamar mereka..." jawab jeongyeon.

"Apa kau kuat mengantar kami bertiga?" tanya myoui.

"Tentu saja aku kuat....walaupun badanku tidak terlihat sekuat teman-teman atlet mu tapi aku pastikan tenagaku akan cukup untuk membawa kalian bertiga..." ucap jeongyeon meyakinkan myoui.

"Oke, jangan salahkan aku jika tulangmu ada yang patah atau cedera pagi ini..." canda myoui sebelum berdiri dari sofa.

"Tidak akan..."

Myoui perlahan naik ke punggung jeongyeon dan merasa lebih bahagia dari sebelumnya karena jeongyeon selalu saja mengerti tentang dirinya.

Saat jeongyeon menaiki anak tangga, dia langsung bercanda dengan mengeluhkan betapa beratnya badan myoui.

Myoui hanya mencubit pipi jeongyeon atau menutupi mata calon suaminya itu dengan telapak tangannya dan pada akhirnya membuat mereka berdua tertawa.

Myoui tahu betapa pedulinya jeongyeon pada dirinya dan juga adik-adiknya dan betapa dia sangat menghargai semua momen ini dengan ketiga calon istrinya.

Setelah mereka akhirnya tiba di depan kamar myoui, jeongyeon segera menurunkannya dengan mata berbinar menatap calon istrinya sambil membelai kedua pipinya.

Mereka saling menatap dengan tatapan penuh kasih. Sebelum suasana semakin canggung, jeongyeon tiba-tiba mencubit pipi myoui.

"Yahh!!!"

Jeongyeon tertawa melihat wajah myoui dan langsung mendapat tamparan di lengan kirinya.

"Hati-hati saat membawa sharon dan mina. Mereka berdua mungkin lebih berat dari pada aku..." jeongyeon hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis pada myoui.

Siblings (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang