"Ahhhh...ah choo...."
Jeongyeon sedang duduk di sofa dengan penampilan yang mengenaskan, rambutnya basah dan tidak berbentuk lagi, bekas tamparan yang masih mencetak di kedua pipinya, kemeja yang berantakan serta beberapa kancing sudah terlepas dari tempatnya dan juga ada handuk di atas kepalanya.
Myoui dan sharon sedang duduk di seberang jeongyeon. Tangan mereka bersilang menunggu jeongyeon menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Sebaiknya kau mengatakan sesuatu atau aku akan memotong punyamu!"ancam myoui masih dengan tatapan dingin nya.
"Hanya aku yang bisa melakukan itu, unnie..."sambung sharon dengan tidak terima.
"Siapa yang bilang begitu? Aku ini lebih tua darimu, jadi aku yang paling berhak melakukannya!!!" ucap myoui dengan nada yang mengancam.
Jeongyeon masih gemetar, entah karena dingin atau karena takut dengan ancaman myoui. Baru kali ini dia melihat myoui semarah itu hingga membuatnya bergidik ngeri hanya karena mendengar suaranya.
"Ak...ah chooo..." jeongyeon bersin lagi akibat kedinginan karena sharon lagi-lagi menyiramnya hingga membuatnya basah kuyup seperti itu.
"Bodoh! Sebaiknya kau mulai bicara atau kau ingin tamparan lagi hah?!" ancam sharon menaikan alisnya.
Jeongyeon menelan ludahnya dan menarik napasnya sebelum mulai menceritakan semuanya dari awal sampai akhir, dimana mina mencium nya dengan tiba-tiba.
"Lalu, kenapa kau membalasnya?" kesal sharon tidak terima saat mendengar semua cerita jeongyeon.
"A-aku sudah berusaha menolak tapi dia terus menahanku dan lagian...a-aku juga l-lelaki normal sharon..." jawab jeongyeon menundukan kepalanya dan menutup matanya bersiap-siap jika kedua calon istrinya itu kembali memberinya pelajaran..
Tapi selama beberapa menit tidak terjadi apapun pada dirinya. Jeongyeon pun memberanikan diri untuk membuka matanya dan bergidik ngeri ketika melihat sharon dan myoui.
Jeongyeon bisa melihat ada api di mata sharon dan myoui dan juga uap yang keluar dari kepala mereka.
Tanpa mengatakan apapun, myoui dan sharon segera beranjak dari sofa dan berjalan ke arah kamar mina. Sedangkan jeongyeon bisa bernapas lega sebelum buru-buru masuk ke kamarnya untuk menyelamatkan nyawanya.
"Mina, bisakah kita bicara?"sharon dan myoui membuka pintu kamar mina membuat mina berhenti membaca dan meletakan bukunya.
"Ya tentu unnie, tentang apa?"
Setelah menutup pintu di belakangnya, sharon dan myoui langsung mendekati mina dan duduk di sebelah adiknya itu.
"Jeongyeon kan?" tanya mina yang tau maksud dan tujuan kakak-kakaknya pergi menemui nya.
"Iya!" terdengar jelas nada kesal dari sharon dan myoui.
"Mina..."
"Unnie, apa unnie benar-benar menyukainya?" potong mina.
"Aku mencintainya..."myoui berkata dengan jujur, tidak ada niat untuk menyangkal perasaannya.
"Dan aku juga mencintainya..."kali ini sharon yang bicara.
"Bagaimana denganmu? Apa kau menyukainya?" mina langsung berbalik dan menyibukkan dirinya saat pertanyaan itu tertuju padanya.
"Jika kau hanya bermain disini....sebaiknya hentikan mina!!!" tegas myoui memperingati adikknya yang tidak bisa menjawab pertanyaannya.
"Dan jangan sentuh dia dan mencium jeongyeon seenaknya ketika kau masih mempunyai hubungan dengan lelaki lain!!" tambah sharon mengingatkan mina.
"A-aku..."