My Beby Girls (4)

210 22 0
                                    

Kami yang terluka

***

Suasana kelabu berselimut kesedihan yang begitu pekat. Awan mendung dengan rintihan hujan yang mulai berjatuhan.  Alunan ayat suci Alquran mulai berkumandang, dan Isak tangis pilu kembali terdengar.

Kilatan bahagia terus terngiang. Tapak-tapak kaki yang mulai memudar. Menyisakan kenangan yang semakin terasa menyakitkan.

Beby memeluk Aldo disampingnya, kedua netra gelapnya sudah bengkak. Wajahnya sudah pucat. Kedua tangannya sudah kaku. Tapi kenapa nyawanya Masih ada.

Padahal sang mama juga sudah pucat, tubuh sang mama sudah terbaring kaku. Tapi kenapa mamanya tidak bangun lagi?.

Padahal dia masih ingin menceritakan banyak hal. Padahal ini masih bulan pertama mereka tiba di Jakarta. Tapi mamanya sudah meninggalkannya.

Seharusnya Beby bisa mencegah mamanya yang tiba-tiba ingin menetap di Jakarta. Seharusnya dia bisa mencegah kejadian naas itu terjadi.

Mamanya mengidap penyakit jantung tapi selama ini mamanya baik-baik saja, tidak pernah harus di rawat di rumah sakit. Dan dokter bilang mamanya sehat.

Tapi kenapa saat tiba di Jakarta, setelah mereka selesai berbelanja. Setelah mereka pulang dengan tawa yang masih terdengar. Mamanya malah jatuh sakit.

Dia menangis, meraung sejadi-jadinya saat mamanya menolak untuk membuka mata. Dia memanggil dokter keluarganya, dia bahkan memangku kepala sang mama. Agar mamanya bisa bernafas dengan tenang

Tapi saat dokter datang, setelah sang dokter memeriksa. Dan perawatan intensif mamanya dapatkan. Ternyata mamanya memang benar-benar sudah pergi meninggalkannya. Padahal dokter tidak datang terlambat.

Dia bahkan membayar untuk semua alat rumah sakit yang dibawa kerumahnya. Dia sudah menjadi anak baik. Tapi akhirnya mamanya tetap pergi. Meninggalkannya seorang diri.

"Kenapa mama Pergi Al?" dan Beby belum bisa melepas dengan tenang.

Aldo mengeratkan dekapannya

"Aku disini Be. Kamu gak sendirian, aku disini. Mama Linda juga disini. Oma Elena juga disini. Semuanya ada disini untuk kamu" Beby menyorot Linda dan Elena yang masih sesenggutan.

Keduanya juga hancur, mereka kehilangan. Elena kehilangan putri kesayangannya. Dan Linda kehilangan sahabatnya. Dan dia?

Kehilangan cahayanya.

Mereka terluka. Mereka sama-sama terluka.

"Kami sayang kamu Be, Mama Ana juga sayang kamu" usapan hangat di kepalanya kembali membuat beby menatap Aldo. Aldo masih tersenyum lembut padanya. Berusaha menguatkan jiwa rapuhnya.

Dia hancur. Sekuat apapun Aldo berusaha, dia telah hancur.

"Apa yang harus aku lakukan Al. Apa?"

"Ssssh!, Aku akan jagain kamu. Papa Hendra juga akan jagain kamu"

"Papa?" Aldo mengangguk semangat.

Bagaimana mungkin dia melupakan papanya. Hanya karena papanya yang sedang melakukan perjalanan bisnis untuk beberapa hari kedepan.

Dia malah lupa dengan sosok pria yang sangat dia sayang itu.

"Papa kenapa belum pulang?" apa papanya belum diberitahu. Kalau begitu dia akan menelpon papanya. Papanya harus pulang, mamanya mamanya _

"Be_" Aldo menahan tangan Beby yang ingin mengambil ponsel miliknya. DIa sudah menghubungi Hendra. Dan lelaki itu sedang dalam perjalanan.

My Baby GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang