My Beby Girl (31)

108 13 5
                                    

Sesuatu yang ingin kita lindungi.

***

"dia pantas mati!"

Amira menatap murka dinding kamarnya. Seolah disana ada wajah Beby yang siap dia remukkan.

Rambut indahnya, gadis itu hancurkan. Mahkota kecantikannya wanita itu rusak.

Siall.

Amira terlalu bermain kasar. Kalau memang secara terang-terangan tidak bisa membuatnya menang, maka dia akan bermain lebih cantik sekarang.

Siapa sangka Beby segila itu, menghunus gunting ke lehernya dan memotong rambutnya dengan ekpresi segila itu

Kalau dia tahu, seharusnya sejak awal bukan jus jeruk yang dia siram. Tapi racun yang bisa mematikan saraf Beby dalam sekejap.

Amira menyeringai sinis, kenapa tidak dia gunakan kartu as yang sejak lama sudah dia pegang.

Haha

Kali ini Beby tidak akan selamat darinya lagi.
.

"Hahaha, Aku benar-benar ingin membunuhmu Beby"

Haha

Wanita itu harus mati.

Penjahat harus mati

***

De'Florist kembali di buat gempar dengan kehadiran Melisa dan seorang pengacara yang memperkenalkan dirinya sebagai Ivan Pengacara Hendra Kusuma yang sekarang menjadi petinggi Divincy Grup.

Nadia yang sejak awal menjadi penanggung jawab di florist milik Ana menyambut ramah sekaligus kesal dengan kehadiran Melisa yang mengganggu aktivitas mereka.

Ali yang melihat itu kembali menghubungi sang nona. Tidak disangka ternyata Melisa berani menunjukkan diri juga.

"Mulai hari ini, setiap laporan mengenai Florist harus atas sepengetahuan saya"

"Maaf_" Nadia berucap tak senang, siapa Melisa  berani sekali mengusik area kekuasaannya.

"Ini perintah langsung dari suami saya. Seharusnya kamu tidak kaget, enam bulan lalu bahkan suami saya sudah memberitahukan kamu hal yang sama" ya Nadia tahu itu, tapi saat itu dengan tegas dia katakan. Semua ini tanggung jawabnya sebagaimana di amanah kan Ana padanya dan Hanya Pada Beby putri Ana dia akan melaporkan semuanya.

"ada masalah?" Melisa bertanya angkuh dengan kedua tangan terlipat di dada menyorot Nadia tak suka.

Ivan mengambil beberapa berkas yang sudah dia siapkan. Perjanjian hitam di atas putih untuk menguatkan posisi Melisa.

"Mulai hari ini, saya yang akan menjadi penanggung jawab disini"

Nadia menyorot sinis.

"Anda tidak bisa melakukannya tanpa persetujuan saya" ucapnya marah yang sukses memancing tawa geli Melisa.

"Hy, kamu siapa. Kenapa saya harus meminta izin sama kamu. Semua ini berada di bawah tanggung jawab suami saya. Bahkan saya tahu kamu tidak pernah melaporkan apapun pada suami saya"

"Suami anda bukan bos saya" sinis Nadia.

"Oh, lalu bos kamu yang sudah berada diatas sana. Ok, kalau begitu kamu melapor saja padanya"

"Sialann, kau benar-benar WANITA ULAR" MElisa bergidik tak peduli saat Nadia ingin menyerangnya dan langsung di cegat oleh Ivan.

"Saya bisa memperkarakan  ini sebagai kasus penyerangan"

"Sial" Nadia mundur,  hukum bukan  hal yang ingin dia tentang sekarang. Tapi menyerah begitu saja, sama saja mengumumkan kekalahannya.

"Ayo tanda tangan!" Melisa menunjuk surat didepannya. Memaksa Nadia tanda tangan disana. Nadia menggeleng cepat. dia tidak akan melakukan itu.

My Baby GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang