Kenapa rasa sakitnya harus dibahas, kenapa orang yang sudah menyakitinya membahas semua itu dengan begitu mudah. Menempatkannya pada posisi seolah dia yang salah, padahal dialah yang benar.
Kenapa manusia sejahat itu, tapi sialnya dia malah termasuk salah satu diantara mereka.
"Nona" Arman menatap khawatir sang Nona yang menuju parkiran sekolah dengan wajah pias. Disamping sang Nona ada Aldo yang Nyonya Elena katakan Aldo adalah kekasih sang Nona karena itu tidak dia usik saat pertama kali Cowok berwajah dingin itu memeluk Nonanya.
"Biar saya yang menyetir Nona" Arman mengulurkan tangannya meminta kunci mobil Beby dan ingin menuntun Beby ke mobil gadisnya. Aldo langsung menghentikannya dan menarik Beby ke mobilnya. DIa sudah berpesan pada Niko agar cowok itu pulang sendiri. Karena sekarang dia harus mengawasi Gadisnya.
"Beby pulang sama saya" tegas Aldo saat Arman sepertinya tidak mempercayainya.
Apa harus dia percaya?.
Walaupun sudah diberitahukan oleh Elena siapa Aldo, tetap saja dIa tidak bisa lari dari tugas.
Tapi_
Tatapan tajam penuh ancaman itu seketika membuat nyalinya ciut, remaja ini berbahaya. DIa khawatir Nonanya akan celaka.
"Aku pulang dengan Aldo" Aldo tersenyum senang, tangannya semakin merangkul Beby erat. Menuntun Beby kedalam mobilnya. Memasangkan safety belt dengan benar dan membiarkan Saja Saat Beby bersandar di bahunya.
"Tenanglah Be" Tangan Beby meremas tangannya kuat. Sedikit membuatnya meringis pelan saat kuku terawat Beby menancap kuat di kulitnya.
"Dia ingin aku makin sakit Al" ya, dia pun tahu itu. Aldo menghidupkan mobilnya dan melajukan mobil tersebut cepat meninggalkan area sekolah.
"Dia benar-benar jahat Al, sama seperti ibunya" kisah itu, sakit itu Aldo sudah melihat semuanya. Hari itu, yang dia kira akan menjadi hari dimana mereka bisa bersenang-senang bersama karena dia pun sudah pindah ke Jakarta. Tapi ternyata yang terjadi malah Bebynya terluka. Gadisnya hancur dan semua itu karena mereka, penghianat, penabur dendam dalam jiwa suci gadisnya.
"Aku disini Be" kalau Aldo tidak disampingnya. Dia juga tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Baginya Aldo adalah segalanya.
Setelah ana pergi, hanya Aldo yang dia punya. Hanya Aldo yang berada disisinya setelah Elena
"Kamu memang harus disini Al. Kamu milikku, ingat!" Beby menatapnya tajam, Aldo mengangguk pelan dan kembali membawa Beby untuk bersandar di bahunya.
"Amira, CK! Aku tidak akan membiarkan wanita itu tenang. Dia benar-benar yang terburuk Al, dia bahkan lebih jahat dari ku"
"Kamu baik be" ya, gadisnya memang baik. Gadisnya tidak jahat, dan merekalah yang membuat Beby nya terlihat jahat.
"Kamu selalu jadi yang terbaik untuk aku Be"
Selalu!
Dan tidak akan pernah berubah.
Area perumahan mereka sudah didepan mata. Aldo melajukan mobilnya memasuki kediaman Beby. Kediaman yang dulu pernah menjadi tempat ternyaman untuk Beby. Dan sekarang malah menjadi mimpi buruk untuk Beby, setiap langkah yang Beby Ambil. Tubuh Beby menegang, langkah Beby memberat dan cengkraman Beby ditangannya semakin erat.
Senyum Beby menghilang, tatapan Beby menajam. Tatapan sekelam malam itu semakin tenggelam dalam kegelapan yang orang itu tanamkan dalam hati Beby..
Hendra?
Lelaki itu bahkan masih duduk dengan nyaman di ruang keluarga saat mereka datang. Pria itu masih terlihat tenang, seolah luka yang sudah dia berikan untuk Beby tidak pernah ada. Seolah luka itu bukanlah kesalahan Hendra, seolah kematian Ana bukanlah kesalahan Hendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girls
RomanceBagi Aldo hidupnya hanya untuk memastikan Baby baik-baik saja, gadis rapuh yang terlihat begitu kuat yang tinggal di samping rumahnya. Gadis kecil yang sudah kehilangan senyumnya sejak ana meninggal dan Hendra yang membawa masuk selingkuhannya serta...