My Beby Girls (7)

173 18 2
                                    

I love you when you call me senorita

"Na na na na" Beby tersenyum lebar, menggerakkan tubuhnya seirama dengan musik yang dia putar dengan bibirnya yang terus bersenandung pelan. Dan brush make up di tangannya, Dia mengabaikan kursi di depan meja riasnya. DIa terus berputar-putar kesana kemari. Menghidupkan AC kamarnya dengan suhu yang menurutnya cukup untuk membuat kulitnya tidak berkeringat.

Karena dia sudah mandi dan dia sudah siap untuk pergi.

"Perfect" Lagi, Beby mengulas senyum bahagia melihat penampilannya. Rambutnya tergerai indah dengan bagian ujung yang dia buat bergelombang jatuh dengan lembut diatas bahunya.

Memakaikan cepitan rambut dengan hiasan mutiara-mutiara cantik yang membuat tampilannya menjadi semakin manis

Seragam IHS, sepatu putihnya. Dan tas ransel pink-nya .

Semuanya sudah siap.

Dan sekarang hanya tinggal_

"Sial!"

Beby menarik paksa laci meja riasnya mengeluarkan semua isinya. Namun nihil, barang yang dia cari tidak ada disana lagi.

"Kemana kunci mobilku, Sial!" Beby mengeram marah. Kunci mobil kesayangannya Tidak ada di tempat dan kunci cadangannya ada di rumah Omanya. Tertinggal disana, dan Omanya belum mengirimkannya.

CK!

Ini pasti ulah wanita itu.

Beby menggeram marah. Mengambil ponselnya dan mematikan musiknya. Beby melangkah cepat menuju ruang makan.

Sebelum akhirnya dia berhenti tepat diujung tangga saat melihat Amira didepannya dengan tangan memutar-mutar benda yang sedang dia cari .

"Milikku!"  Beby menyeringai sinis, ternyata wanita itu yang mengambilnya.

Berani sekali.

Bahkan Amira masih memilih kamar di lantai dua. Haha, Amira benar-benar tidak takut padanya.

Menarik!

Sudah sepantasnya musuhnya tidak menunjukkan penyesalan apapun. Bahkan sejak pertama mereka bertemu, Amira tidak pernah menunjukkan penyesalan apapun padanya. Padahal Amira datang disaat hari kematian Ana. Bahkan Amira tidak menunjukkan dukanya, wanita itu malah dengan berani mengacaukan hari kematian ana. Dan membuat ana semakin sedih. Bahkan disaat-saat kematian Ana, Hendra malah datang dengan setumpuk luka yang kembali Hendra lemparkan pada Ana dan dirinya.

Benar-benar keterlaluan bukan.

Beby menyeringai sinis. Langkahnya dia percepat, saat  Amira sudah menghilang dari pandangannya.

Dan tawa bahagia langsung menyambutnya. Seolah kejadian tadi malam tidak pernah terjadi, nyatanya saat pagi datang mereka masih bisa tertawa sebahagia ini.

Padahal dia bahkan tidak bisa tersenyum senang. Padahal mereka sudah merenggut kebahagiaannya.
Tapi mengapa?, mereka masih bisa tertawa sebahagia itu.

Hidup benar-benar tidak adil bukan?

Bahkan sang korban tidak pernah diizinkan untuk terlepas dari luka yang diderita. Menyedihkan!

"Ah, sarapan ya" Beby berjalan mendekat dan kembali duduk di kursinya semalam tepat didepan Amira yang langsung terdiam menatapnya tajam.

Bahkan suasana senang yang begitu meriah tadi langsung berubah kelam bagaikan tak ada manusia disana. Benar-benar senyap.

"Ah, papa" Beby tersenyum lebar, dia meminum susunya dan mengambil roti juga selai coklat yang dia suka.

"Kamu akan menetap disini sayang?" Hendra tersenyum manis. Dia sudah putuskan akan melupakan kejadian tadi malam. Bagaimanapun juga Beby itu putrinya. Dan Melisa yang sudah memindahkan barang kesayangan Beby juga Amira yang menempati kamar Beby memang kesalahannya. Pantas kalau Beby marah, dia tidak akan menyalahkan Beby untuk kejadian tadi malam.

My Baby GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang