Nyatanya dia tidak bisa membantah.
***
Beby mendengus kesal. Kedua netranya menatap malas Aldo yang dengan nyaman memainkan rambutnya, mengecup pipinya dan memeluk pinggangnya, membuat mereka semakin menjadi pusat perhatian bahkan sejak pertama kali Aldo menyeretnya kemari.
Niko sedang memaparkan laporan akan sebuah Agenda yang akan mereka lakukan Minggu depan.
Katanya, sekolah akan mengadakan fair besar-besaran dan tentu saja setiap kelas akan memiliki satu stan.
.dan sebenarnya dia cukup malas untuk ikut dengan semua kegiatan yang katanya akan di selenggarakan itu.Tapi_
"Ok, itu semua beberapa kegiatan yang di usulkan oleh semua kelas." Niko kembali bersuara dan seorang cowok yang tadi memperkenalkan diri sebagai ketua OSIS namanya Rio kakak kelas mereka. Kembali mengangguk mengerti.
"Ok, itu cukup. Dan lebih bagus lagi kalau ada beberapa orang yang bisa membuat stan sendiri. Beberapa stan khusus, seperti STAN foto yang sedari tadi tidak ada yang mengusulkan" mereka semua saling tatap. Sebelum akhirnya menatap Rio penuh tanya.
"Kenapa?" Ucap Rio heran.
Niko menggeleng pelan. Tangannya memainkan bolpoin di tangannya, kebiasaan dari tahun ke tahun STAN foto selalu menjadi bagian dari stan yang diurus oleh OSIS. Karena itu_"Masalah fotografi gue sama Aldo yang urus, itu stan kami " Ah, benar juga. Rio kembali mengangguk puas. Dan kemudian menatap Aldo datar. DIa bahkan tidak yakin cowok yang satu itu akan bekerja.
"Lo wakil gue" Ucapnya jengkel. Tangannya menunjuk Aldo yang masih asik dengan seorang gadis yang sejak kedatangannya sudah membuat sekolah mereka gempar.
Namanya Beby. Bebyta Alora Divincy. Bukan gadis biasa, pantas saja tidak ada yang berani mengusik gadis itu.
Aldo memalingkan wajahnya, menatap Rio Aneh.
"Niko wakil gue" jawab Aldo tenang. Rio menepuk keningnya kesal. Bagaimana mungkin seorang wakil mempunyai wakil lagi. Dan sialnya semua tanggung jawab Aldo, Niko yang urus.
"Lo kok mau-mau aja sih di suruh-suruh dia" lagi Rio menunjuk Aldo jengkel. Sebagai Wakil, kerjaan Aldo tidak ada. semua yang berat-berat malah jadi tanggung jawab Niko. Bahkan saat Mereka akan melaksanakan Fair sekolah begini saja. Aldo masih bisa bersantai.
"Kalau bukan gue yang urus, emangnya Lo mau" Niko menyorot dingin seorang cowok yang kembali mempermasalahkan hal remeh seperti ini.
Rio menggeleng cepat.
"Kerjaan gue udah banyak" kesalnya.
Beby menatap mereka tenang. Tangannya masih asik memukul-mukul Aldo yang tidak ingin melepas rangkulan tangan Aldo di pinggangnya.
"Al, Lo wakil OSIS?" tanyanya mencari kebenaran, karena sedari tadi Aldo tidak melakukan apa-apa. Dan dia pikir yang jadi wakil disini adalah Niko.
Bendaharanya Della. Dan_
Beby menghela nafas kesal. Kedua netra nya menatap tak suka Amira yang ternyata seorang sekretaris disini. Kalau begini, interaksi Amira dan Aldo akan semakin bertambah.
"Iya" Aldo menjawab kalem, dan itu sukses membuat semuanya menatap Aldo aneh.
Sikap Aldo berubah. Aldo bahkan bisa setenang itu, saat mereka sedang rapat begini. Padahal biasanya Aldo akan menunjukkan ekspresi kesal saat rapat ini tidak kunjung selesai. Dan mereka sudah berada dalam ruangan ini sejak sejam yang lalu. Seharusnya Aldo sudah marah-marah sekarang.
"Kenapa kamu gak ngapa-ngapain, padahal pas SMP dulu kamu aktif Lo" lagi, mereka mendapatkan satu fakta baru yang rasanya anggota OSIS bagian jurnalis ingin meliput itu dan menjadikan kisah spektakuler Aldo menjadi santapan publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girls
RomanceBagi Aldo hidupnya hanya untuk memastikan Baby baik-baik saja, gadis rapuh yang terlihat begitu kuat yang tinggal di samping rumahnya. Gadis kecil yang sudah kehilangan senyumnya sejak ana meninggal dan Hendra yang membawa masuk selingkuhannya serta...