Bergerak di dalam kekangan rasa takut yang nyata.
***
Suara tangis itu terus bergema. Melisa sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghibur Amira yang sudah kehilangan rambut panjangnya. Bahkan setelah salah satu salon langganannya membenahi potongan rambut Amira.
Bahkan setelah putrinya ini terlihat lebih cantik dari pada tadi, Amira tetap masih berlarut dalam kesedihannya. Terus mengurung diri di dalam kamar, bahkan tidak lagi mengizinkannya masuk.
Melisa meradang, amarahnya seolah di paksa keluar. Kakinya melangkah cepat, mengambil tas miliknya di kamar dan juga kunci mobilnya.
"Sial! mobil disini banyak tapi kenapa aku bahkan tidak punya satupun kuncinya" Melisa membanting kasar kunci mobil di tangannya ke dalam tasnya.
Ini mobil hadiah dari Hendra untuknya dua tahun lalu, Tapi lebih dari apapun, bahkan dua mobil didalam garasi rumah ini terlihat lebih mewah dari pada miliknya dan sialnya kedua mobil itu milik Beby, gadis itu yang memegang kunci.
Hendra benar-benar tidak memiliki apapun. Semakin kesini dia semakin paham, Hendra benar-benar lelaki bodoh yang bahkan tidak bisa mengendalikan anaknya sendiri. Dan dia terjebak dengan Hendra disini.
Sial!.
Dulu dia pikir, saat bertemu dengan Hendra setelah lama berpisah dan Hendra sudah terlihat jauh lebih sukses dari terakhir kali mereka bertemu karena itu dia setuju saat Hendra kembali padanya dan mengenang cinta lama mereka lagi, namun nyatanya semua yang menyilaukan matanya dulu, semuanya palsu, semua itu milik Ana, milik Ana yang bahkan tidak bisa di dapatkan oleh Hendra.
Bahkan setelah kekacauan tadi, Hendra dengan bodohnya malah masuk kerja dan meninggalkan dia dan Amira yang sedang terluka.
Ayah macam apa itu, tidak bertanggungjawab sama sekali.
"Selamat datang Ibuk" Melisa mengangguk pelan membalas sapaan wanita muda di depannya. Sekretaris di kantor Hendra.
Namanya Intan
"Dimana bapak?"
"Bapak di dalam, mari saya antar kan" Melisa mengikuti dalam diam, wanita ini sedikit mengusiknya, bagaikan benalu, dia khawatir intan akan ikut menempel pada Hendra.
Suara pintu di ketuk pelan, dan suara Hendra langsung terdengar.
Melisa melangkah masuk saat pintu terbuka. Dan lihat senyum ramah suaminya itu yang langsung berubah datar saat menyadari kehadirannya.
Sial!
Apa senyum tadi bukan untuknya?.
Sialan!, Lelaki murahan.
"Bapak, ibuk ingin bertemu" Melisa mendelik sinis, tidak perlu melapor, Hendra jelas punya mata melihatnya ada disini. Tidak mungkin dia datang kalau bukan untuk bertemu Hendra.
"Iya" Hendra mengangguk, kemudian mengulirkan matanya meminta intan meninggalkan mereka tanpa bersuara.
"Kalau begitu saya permisi Dulu pak Hendra" Hendra kembali mengangguk ramah, sampai pintu tertutup dan aura dingin langsung menusuk kulitnya.
Lama-lama Melisa bahkan juga ikut menariknya kedalam jurang es yang membuatnya membeku tidak bisa bergerak lagi.
Menghela nafas pelan , Netra Hendra ikut bergerak mengikuti gerakan Melisa menuju sofa dalam ruangannya.
"Bisa-bisanya Mas pergi bahkan setelah semua yang terjadi tadi pagi"
Lagi_
Hendra menghela nafas pelan, Melisa kembali mengeluarkan amarahnya. Sejak Beby kembali Hendra bahkan seolah kehilangan sosok lemah lembut yang dulu pernah membuatnya Jatuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girls
RomanceBagi Aldo hidupnya hanya untuk memastikan Baby baik-baik saja, gadis rapuh yang terlihat begitu kuat yang tinggal di samping rumahnya. Gadis kecil yang sudah kehilangan senyumnya sejak ana meninggal dan Hendra yang membawa masuk selingkuhannya serta...