My Beby Girls (6)

179 17 0
                                    

Happy Reading Guys.

Sebelum baca. Vote dan follow aku jangan lupa ya.

***

Mimpi buruk itu_

Beby memiringkan kepalanya, tersenyum crepi yang terlihat begitu menyeramkan. Kedua netra nya berpendar tajam.

Menatap kedepan, menatap awal dari semua luka yang dia dapatkan.

Padahal saat itu, saat dia mengikuti keputusan sang Mama. DIa pikir mereka akan bahagia disini, tapi ternyata tidak.

Semuanya hancur, penghianatan itu.

Saat itu, saat yang paling menyakitkan.

satu langkah semakin dekat dengan lukanya, suara berisik kembali memenuhi kepalanya

Mati

Mati

Mati

Mati

Seharusnya lelaki Brengsek itulah yang mati. Bukan mamanya. Mamanya tersayang, begitu menaruh Hati pada pria itu. DIa juga begitu, Dia sangat mencintai pria itu.

Cinta pertamanya yang akhirnya berubah menjadi kehancuran pertamanya.

Benar-benar menyedihkan.

Saat cinta dan kesetiaan dibalaskan penghianatan.

"Kita sudah sampai Nona" Beby mengangguk pelan, hari sudah malam. Seperti yang sudah dia rencanakan, dia akan tiba saat semuanya berkumpul.

Mereka_

Benar-benar tidak punya malu. Tinggal di rumah Mamanya, setelah membunuh Mamanya tercinta.

Tapi_

Beby menyeringai sinis. Mereka memilih tempat yg tepat untuk kematian mereka. Dirumah ini, Beby menatap dengan teliti rumah mamanya. Tempat dimana mamanya menghembuskan nafas terakhir, disini juga akan menjadi kuburan untuk ketiga manusia pembunuh Mamanya.

Dia pastikan itu, mereka tidak akan bisa kabur

"Aku kembali Ma" Beby menatap langit, langit gelap dengan bintang sebagai penerang nya. Dan bulan yang semakin mengingatkannya pada Ana.

Langkah kakinya tegas, kedua netra nya menatap kedepan. Lima orang pengawalnya membawa barang-barang miliknya. Semuanya berjalan di belakangnya. Membukakan pintu untuknya, membuat pembantu Rumah tangga langsung berlari kearahnya dengan wajah kaget.

"Nona" Beby tersenyum tulus. Menyambut Bik Asih yang langsung memeluknya dengan tangis yang begitu pilu.

"Nona kembali, Nona benar-benar kembali" Wanita tua yang sudah bekerja dengan Mamanya seumur hidupnya itu.  Menatapnya senang, kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman.

"Saya sudah menunggu Nona. Saya menunggu Nona"

"Iya bik" Beby mengusap pelan bahu Bik Asih yang bergetar hebat. Mencoba menenangkan salah satu orang yang ikut terluka karena kepergian Ana.

Bik Asih bukan hanya sekedar pembantu di kediaman mereka. Bik Asih sudah ikut Dengan keluarganya bahkan sejak Bik Asih masih muda. Sejak mamanya kecil dan akhirnya menikah, sejak ia lahir bik asih sudah ada disini bersama mereka.

"Mereka dimana Bik?" Bik asih menyeka air matanya cepat dan menunjuk Arah ruang makan dengan gelak tawa yang begitu memuakkan.

Bahkan mereka tidak mau repot-repot melihat siapa yang datang, sayang sekali mereka tidak menyambutnya di depan pintu.

"Masukkan barang-barangku ke kamarku di lantai dua arah sebelah kiri" empat orang yang membawa barangnya mengangguk patuh dan perubahan ekpresi Bik asih benar-benar membuatnya langsung mengulas senyum Sinisnya, sepertinya banyak hal yang terjadi selama dia tidak disini, baiklah sekarang waktunya dia menyapa 'keluarganya' Dengan satu orang lagi mengikutinya saat langkahnya sudah menuju ruang makan kediamannya.

My Baby GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang