My Beby Girl (20)

76 6 0
                                    

Kenapa harus aku yang mengalah.

***

Melisa tidak puas. Dengan apa yang Hendra lakukan, apa hanya ini yang bisa Hendra tawarkan padanya, hanya ini yang bisa Hendra lakukan untuk membahagiakan mereka. Jelas Hendra paham Amira membutuhkan Hendra lebih dari apapun.

Seharusnya Hendra tahu, kepergian ana sudah membuka jalan untuk mereka menemukan kebahagiaan mereka tanpa ada halangan seperti dulu.

Lalu kenapa?, mengirim Beby ke luar negeri saja Hendra tidak mampu. Sebagai ayah, Hendra benar-benar kehilangan otoritas nya.

"Mas tahu" Melisa berjalan mondar mandir di depan Hendra yang masih duduk Tenang di atas ranjang dengan ponsel ditangan.

Sial!

Bagaimana bisa Hendra masih setenang ini. Setelah semua perdebatan tadi pagi.

CK!

Kedua netra Melisa menyorot tajam sebelum bibir yang terkatub kembali terbuka

"Aku tidak bahagia, Amira tidak bahagia mas" lagi, Melisa menjerit marah. Untungnya Amira sudah pergi kesekolah, dia tidak ingin putrinya mendengar pertengkaran mereka.

Sejak awal prioritas nya adalah kebahagian putrinya. Kalau Hendra tidak bisa melakukan itu, biarkan dia saja yang bertindak.

Ketidak tegasan Hendra kembali melukai mereka, sudah cukup dulu mereka menderita karena Kelemahan Hendra, dan sekarang setelah ana tiada, apa dia dan Amira juga harus terluka lagi?.

Memang apa salahnya?,  Hendra datang padanya karena ketidak mampuan Ana, dia pernah melepaskan Hendra sekali demi ana. Kalau sekarang Hendra kembali padanya itu bukan salahnya,  salahkan ana yang tidak mampu memberikan apa yang Hendra mau.

"Sayang dengarkan dulu_"

"Mas lupa, apa yang sudah aku korbankan selama ini. Aku rela mengalah saat mas lebih memilih ana dan putrinya, aku iklas saat mas lebih memilih Pulang ke rumah ana dari pada rumah kita mas. Aku gak masalah mas, tapi kenapa?" Melisa menyorot tajam, raut kesedihan terpancar jelas di matanya.

"Sekarangpun aku harus mengalah bahkan saat ana sudah tiada. "

Melisa benar-benar di buat murka. Hendra masih diam, pria itu meletakkan ponselnya dan beralih fokus padanya.

"Beby juga putri ku Melisa" tegas Hendra. Kepalanya sudah cukup pusing dengan kelakuan Beby,setiap hari dia harus melihat dendam yang terpancar jelas dalam netra putrinya.

"Amira juga putri mu mas, apa salah Amira" Hendra memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pusing. Permasalahan keluarganya semakin menjadi-jadi.

"Aku Tahu Melisa. Aku tahu"

"Lalu apa, mas tetap membiarkan Beby tinggal disini dan menghancurkan kebahagiaan kita"

"Ini rumah Beby, Melisa" Melisa terdiam, teriakan Hendra cukup membuatnya terpaku dengan rasa sakit yang tiba-tiba menjalar ke seluruh anggota tubuhnya.

"Ohh begitu" Melisa terkekeh pelan. Jadi ini keputusan Hendra, Hendra rela menghancurkan kebahagiaan nya dan Amira hanya untuk Beby.

Baiklah, kalau memang ini yang Hendra mau.

Melisa melangkah pergi, hatinya sudah cukup sakit hari ini.

"Mas benar-benar sudah melukai kami mas" Hendra menggerang frustasi. Tangan Melisa sudah berada di Pintu, siap membuka pintu kamar mereka yang berada di lantai satu.

Bahkan setelah kepergian Ana, dia tidak berani menggunakan kamar yang dulu aja gunakan, kamar itu terkunci, dan hanya Beby yang punya kuncinya. ..

"Aku tidak bisa membiarkan elena kembali menghancurkan kita Melisa" Melisa tertawa remeh, sejak dulu Hendra benar-benar pengecut.

My Baby GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang