Langkahnya terkesan ringan, menelusuri setiap koredor sampai akhirnya dia kembali tiba di kelasnya.
DIa anak penurut, anak baik yang selalu dipandang baik oleh para guru, dan karena hal itu juga dia harus melakukan banyak hal yang guru minta dan dia tidak bisa membantah. Saat dia sadar, reputasinya sebagai siswi teladan di pertaruhkan. Maka dia akan melakukan semua hal untuk melakukan tugasnya.
Sampai tubuhnya kembali mendarat nyaman dikursinya, dia mengambil botol air mineral dan roti coklat yang tadi dia titipkan pada temannya untuk dibelikan dan memakannya lahap.
Bahkan dia harus melewatkan jam makan siangnya, hanya karena wali kelas mereka. Merepotkan.
"RAAA"
"APA?" Cewek di depannya melotot kesal, mengejutkannya dan bahkan mendobrak mejanya dan sekarang malah berani tersenyum padanya seolah tidak bersalah sama sekali.
"Gue masih lapar, mending Lo pergi!" Amira menatap tajam salah satu sahabatnya bernama Ema, Satu kelas dengannya dan satu tempat duduk dengannya.
"Lo harus dengar ini dulu" Ema menggeleng cepat, tubuhnya mendekat dan kedua tangannya mencengkram kuat bahu Amira sampai Amira meringis pelan.
"Ini kabar baru, satu sekolah udah dengar. Lagi heboh" lalu apa hubungannya dengannya. Hidupnya sudah terlalu ribet, dirumah bahkan dia tidak menemukan ketenangannya lagi dan di sekolah dia harap akan menemukan ketenangan itu.
Walaupun sedari dia sampai disekolah seolah ada yang dia lupakan. Emosi yang membuncah tadi pagi sepertinya membuat memorinya tiba-tiba memudar dan itu menyebalkan. Saat dia harus memaksa otaknya mencari ingatan yang hilang dan tidak dia temukan.
Dia memilih mengabaikan kejanggalan yang ada dan melanjutkan aktivitas nya seperti biasa.
"Aldo punya pacar, Lo dengar! Aldo punya pacar" dan bahkan telinganya mendengar hal yang begitu aneh. Amira menyorot Ema kesal. Itu berita terakhir yang bahkan tidak ingin dia percaya.
"Lo salah dengar kali, cewek yang mengaku pacar Aldo udah banyak" Ema menggeleng cepat, matanya tidak salah lihat dan telinganya tidak salah dengar, jelas-jelas Aldo sudah mengumumkan hubungannya dengan anak baru itu.
"Tapi gak ada cewek yang berani nyium Aldo dan bahkan Aldo mengakuinya pacar"
"APA" Amira langsung berdiri tegak, siapa itu?
Kenapa diA BARU TAHU.
"Gue gak mungkin salah dengar, gue lihat sendiri dan bahkan banyak yang lihat"
"Siapa yang berani ngusik Aldo gue" padahal selama ini tidak ada yang berani mendekati Aldo saat semuanya jelas tahu dia menyukai Aldo.
DIa cewek populer sekolah ini, dia cantik dan dia baik, dia juga kaya. Dan Aldo pantas menjadi miliknya.
"Hy Lo mau kemana?" apa pantas Ema Masih bertanya. Sudah jelas dia akan menemui Aldo, dan melihat sendiri siapa yang kali ini harus dia singkirkan.
Ema yang melihat itu terkekeh pelan, dengan langkah lebar dia menyusul Amira, sudah jelas kali ini anak baru yang sejak awal sudah bertingkah itu akan Amira bereskan. Ah, sahabatnya itu memang yang terbaik.
"See! Wanita jalang itu kembali kebakaran jenggot" Della yang sejak awal duduk manis di bangkunya, menopang dagu menyaksikan tingkah Ema dan Amira yang menurutnya sangat memuakkan.
Dulu sekali, dia menyukai Amira. Gadis itu seperti yang orang lain katakan, baik bahkan sangat baik. Tapi itu sebelum Amira menginginkan sesuatu, dan saat Amira menginginkannya, Amira akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girls
RomantizmBagi Aldo hidupnya hanya untuk memastikan Baby baik-baik saja, gadis rapuh yang terlihat begitu kuat yang tinggal di samping rumahnya. Gadis kecil yang sudah kehilangan senyumnya sejak ana meninggal dan Hendra yang membawa masuk selingkuhannya serta...