Hati yang kelam, dendam yang tertanam. Dendam yang semakin berkembang menghilangkan jiwa suci yang sejak awal tidak boleh ternodai
***
Beby menatap langit-langit kamar Aldo senang. Percakapannya dengan Amira membuatnya sedikit lebih bahagia. Cewek itu memang menyebalkan, sebagai seseorang yang dengan tidak tahu malunya masuk kedalam kehidupannya. Amira termasuk orang yang paling sombong.
Aldo benar, dia harus kuat kalau memang ingin mengalahkan musuhnya.
Ya!
Karena kalau dia kalah, Mamanya pasti akan ikut sedih.
Beby melangkah pelan, melihat balkon kamar Aldo dan membuka pembatasnya. Melihat dengan jelas kamar miliknya yang berjarak beberapa meter saja. Cukup jauh. Paling tidak kalau Aldo nekat melompat ke kamarnya kemungkinan besar Aldo pasti akan jatuh.
Ya, jatuh.
Beby melihat ke bawah. Jarak kamar mereka kenapa jauh sekali. Kalau Aldo jatuh dari ketinggian setinggi ini Aldo pasti akan terluka parah. Paling tidak patah tulang lah.
"Boleh dicoba sih ini, tapi Amira yang lompat dan kami yang lihat hahaha" Aldo yang sudah siap mandi mengernyit heran mendengar tawa Beby yang begitu senang. Langkah kakinya mendekat, kedua netra nya mengawasi setiap gerak gerik Beby yang begitu mencurigakan.
"Mau lihat orang loncat dari kamar Aldo" dan itu artinya, Beby ingin melihatnya melakukan itu.
Ada ada saja.
Aldo tersenyum jail. Rambutnya masih basah, dia mendekat dan memeluk Beby dari belakang. Membuat Beby mencubit keras tangannya.
"Au"
"Basah ni"
Beby melotot kesal. Bahunya basah. Aldo pasti sengaja. Aldo terkekeh pelan kemudian menyerahkan handuk miliknya pada Beby.
"Apaan sih Al. Gak mau ah," Aldo mendengus kesal. Beby banyak gak maunya. Padahal dia hanya butuh bantuan.
Beby mengeliat kesal, bahunya makin basah, dan baju kaos yang dia kenakan juga ikutan basah.
"Lepas dulu dong!" Aldo menggeleng cepat, bahu Beby makin basah dan dia terkekeh pelan melihatnya, Beby semakin mendengus kesal. Mendorong kasar tubuh Aldo dan mengambil handuk ditangan Aldo yang masih Aldo sodorkan di depan wajahnya.
Benar-benar pemaksa.
"Kamu suka maksa Al" kesalnya. Aldo terkekeh pelan kemudian mengangkat tubuh Beby sampai Beby menjerit kesal dan mendudukkan Beby di pembatas balkon kamarnya.
"Gila Lo ya. Kalau aku jatuh gimana" Beby melotot marah, jantungnya rasanya mau copot tapi senyum lebar Aldo benar-benar membuatnya tidak habis pikir, Sebenarnya apa yang Aldo pikirkan. Aldo bisa saja membuatnya sekarat kalau begini ceritanya.
Kalau dia sampai jatuh, dipastikan dia akan terluka dan Aldo pasti akan berurusan dengan Elena.
"Gimana Be?" Apanya yang bagaimana. Beby melotot sebal. Kalau Aldo bertanya tentang Jantungnya, ya! Jantungnya rasanya mau copot.
"Lo mau bunuh gue kan?" Aldo menggeleng tenang, masih tersenyum lebar. Beby memukul kasar bahu Aldo, mencubitnya dan memukulnya lagi. Tapi Aldo malah tersenyum lebar seolah pukulan maupun cubitannya tidak bearti apapun bagi Aldo.
"Tadi katanya kamu mau lihat orang loncat dari balkon kamar aku, ya udah bayangkan aja sekarang kamu lagi loncat"
Sinting!
"Yang aku mau tu Amira yang loncat, bego" Bikin kesal aja. Beby mendorong kasar tubuh Aldo dengan tangannya yang mencengkram erat bahu Aldo sampai akhirnya dia bisa turun. Dan memukul kasar tubuh Aldo melempar handuk ditangannya ke wajah Aldo dan berjalan cepat menuju Kursi di balkon kamar Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girls
RomanceBagi Aldo hidupnya hanya untuk memastikan Baby baik-baik saja, gadis rapuh yang terlihat begitu kuat yang tinggal di samping rumahnya. Gadis kecil yang sudah kehilangan senyumnya sejak ana meninggal dan Hendra yang membawa masuk selingkuhannya serta...