Bagaikan tak kasat mata.
***
Tadi malam, Aldo mengantar Beby yang tertidur dalam pelukannya kembali ke kediaman gadisnya, tepat saat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Dia bahkan bertemu Hendra. Pria itu bahkan mengucapkan beberapa kata yang membuat amarahnya membuncah
"Aldo, saya tahu kamu ini pacar putri saya. Tapi saya minta tolong sama kamu untuk tidak membiarkan Beby berkeliaran larut malam"
Bahkan pria itu tidak mengenal. Beby dengan baik. Berkeliaran? Yang benar saja, apa bermain ke rumahnya, makan malam dengan nya itu disebut berkeliaran
"Setelah akhir semester, saya akan mengirimkan Beby ke Korea_"
"Anda jelas tahu saya tidak akan membiarkan itu terjadi"
"Saya tidak butuh persetujuan kamu Aldo, saya menghargai kamu sebagai kekasih Beby, tapi pilihan yang terbaik untuk Beby itu keputusan saya" Aldo mengeram rendah, dia tidak menyangka Hendra akan mencegatnya dengan rencana yang begitu menjijikkan.
"Apa Istri Anda tahu, anda yang sudah membunuh mama Ana?"
"Saya tidak pernah membunuh siapapun " Aldo menyeringai sinis, Hendra belum sadar ternyata.
"Ya, teruslah berpikir seperti itu, teruslah menganggap bahwa Kematian Mama Ana bukan salah anda, teruslah berpikir bahwa bukan anda yang membunuh Mama Ana" Aldo tertawa Sinis. Dia tidak menyangka ada manusia yang bahkan lebih busuk dari seonggok bangkai.
" Saya memang_" Aldo mengangkat tangan nya cepat.
"Saya pastikan anda akan Menyesal" Aldo menyeringai sinis sebelum melangkah pergi meninggalkan Hendra yang terdiam membeku dalam pikirannya sendiri.
"Ah, satu lagi. Jangan coba-coba menyentuh Beby!" Hendra terdiam kaku, semua niat baiknya tidak di terima sedikitpun, dia hanya mencoba memperbaiki kaca yang retak, dia hanya mencoba. Semuanya demi kebaikan Beby.
Aldo menghela nafas berat.
Ingatan semalam masih membekas dalam pikirannya. Ingin dia mengeluarkan Beby dari sana. Ingin dia membawa Beby sejauh mungkin, tapi dia tahu Beby pasti akan menolak semua Niat baiknya.
Karena itu, dia memilih untuk tetap berada disamping Beby. Untuk selalu mengawasi Gadisnya apapun yang terjadi.
"Aldo kamu disini" Amira Tersenyum senang, intonasi suara nya terdengar begitu bersemangat saat melihat Aldo dalam tampilan Paterpan berkunjung ke rumahnya pagi-pagi.
Aldo menyorot datar, langkahnya terhenti karen kehadiran Amira yang berdiri kokoh di depannya.
"Minggir!" Aldo mendorong pelan tubuh Amira yang menghalangi langkahnya.
Sedikit terhuyung ke samping, Amira menatap kaget Aldo yang begitu sinis padanya padahal sekarang mereka berada di rumahnya. Apa Aldo tidak khawatir, mungkin Mama dan papanya akan melihat sikap Aldo yang seperti ini padanya.
"Al, aku cantik kan hari ini" tidak menyerah, Aldo menatap tak minat wajah bahagia yang Amira tampilkan.
Kenapa harus Amira yang muncul,, akan sangat bagus kalau Beby yang muncul di depannya.
Aldo melangkah cepat, dia ingin menuju kamar Beby secepatnya, tapi saat kakinya menyentuh undakan tangga pertama, Beby melangkah turun, dengan baju tinkelbell dan tas kecil yang menghiasi tangan Beby.
"Aldo" Beby memanggil semangat, langkahnya dia percepat menuruni setiap anak tangga.
"Bee hati-hati" Aldo berucap khawatir, kakinya bahkan ikut melangkah cepat sampai berdiri di hadapan Beby yang langsung memeluknya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girls
RomanceBagi Aldo hidupnya hanya untuk memastikan Baby baik-baik saja, gadis rapuh yang terlihat begitu kuat yang tinggal di samping rumahnya. Gadis kecil yang sudah kehilangan senyumnya sejak ana meninggal dan Hendra yang membawa masuk selingkuhannya serta...