Kau bercerita tentang mimpimu :
kita bersama tinggal di camper van
nomad saja, sambil merancang sendiri
program KPR mandiri rumah kita.Aku melihat rambutmu brunette
berkibar-kibar dibelai angin semasa
di pantai selatan kau memanggang
BBQ - dan aku bernyanyi di belakang
van, "I couldn't be more in love"
: untukmu.Ah,
"Generasi ini mencoba mereka ulang taktilitas di Internet sebagaimana euforia-eskapisme terhadap ide-ide nostalgia telah merasuk dan meresap ke dalam ujung tulang sulbi mereka. Dan aku cuma duduk merajut kata-kata - tipikal sajak yang kerap dikritik oleh Saut situmorang." - tulisku terang.
: Hormatku buat beliau.
Dan sore kuhabiskan dengan membaca manga karangan Oshimi Shuuzou. Sambil kulinting Indonesia. Sambil kuhisap Indonesia. Sambil kukebul Indonesia. "Indonesia, Indonesia, Indonesia." Mendengarkan siul tekukur sahut bersahut, maka akupun terpikir :
"Alangkah pelik indikator identitas tak benda, ketika manusia berpikir bahwa kenanganlah yang mendefinisikan kita. Barangkali, aku memang tidak pernah ada dimanapun, sebagaimana tidak pernah setitik atompun pelukan itu betul-betul memeluk tubuhmu. Aku hanyalah partikel-partikel yang melayang, materi pada metafisika kata - aku puisi yang membenda. Dan dapatkah kau membuktikan kepadaku bahwa engkau ada?"
Lalu di atas daging ini aku taburkan lada. Sebelum malam nanti aku pulang ke dalam dekap dada yang membara.
(2022)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA GENESIS - DIASPORA DALAM FAJAR ROMANSA
PoetrySebuah antologi puisi yang belum rampung dan masih akan berlanjut sampai mencapai genap 50 butir sajak nantinya (sementara 44 sajak dulu). Sedang malas menulis deskripsi, mungkin akan aku sunting lagi nanti. Silahkan, semuanya - selamat menikmati! T...