A Cruel Angel's Thesis II : Tumor

101 4 0
                                    

Kau anti tesis dari opisisi biner. Pun otak hanya dibagi dua limbik, tetap kau frontal bagai lobus di dalam korteks. Tidak ada hitam, tidak ada putih — yang ada hanya materi abu-abu. Sebagaimana mustasyabihat menjadi penyakit pada jiwa-jiwa lugu. Pun seperti halnya tesis di antara iblis dan malaikat, atau evanjelis dan ahli kitab, kau berbisik:

       Di alis matamu, tanya dan telisik
       di bawahnya kolam sendang.

       Aku adalah konsep terabstrak
       di arus jeram matamu yang riak.

Oh, nirmana. Kemanakah jejak cahaya? Kepada nasib, dan mayat-mayat api yang kau salib — yang kutimbun ke dalam gua sebelum dia bangkit, atau di ladang tubuhmu yang rimbun, atau pada gunung-gunung, dan pada puting-puting do'a yang ranum — aku padamu. Menebas hama-hama prolaktinoma pada keimanan yang koma. 7 dosa mematikan bulat dan tak ubahnya bromocorah, maka dengan brompkriptin lekas kau tumpas sajalah.

       Sejarah hanyalah residivis yang gemar
       merevisi visi dan kisi-kisi fiksi, seperti
       ayat-ayat Claude Lévi-Strauss, ia
       mendekonstruksi klenik-klenik norma,
       dan Joyoboyo bersulang arak
       bersama Joy Boy. Oh, Haleluya,

Yesus turun menumpas anti-kristus yang bersembunyi di balik Gharqad. Dan di balik kidung tentang sapi merah, aku memelukmu tabah. Dan kau tenggelam di balik dekap setelan jasku yang merah. Kau tampak begitu indah. Kau tampak begitu megah. Kekasihku,

kita menemukan One Piece pada puing di antara salib-salib patah.

(2022)

ASMARA GENESIS - DIASPORA DALAM FAJAR ROMANSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang