Kau anti tesis dari opisisi biner. Pun otak hanya dibagi dua limbik, tetap kau frontal bagai lobus di dalam korteks. Tidak ada hitam, tidak ada putih — yang ada hanya materi abu-abu. Sebagaimana mustasyabihat menjadi penyakit pada jiwa-jiwa lugu. Pun seperti halnya tesis di antara iblis dan malaikat, atau evanjelis dan ahli kitab, kau berbisik:
Di alis matamu, tanya dan telisik
di bawahnya kolam sendang.Aku adalah konsep terabstrak
di arus jeram matamu yang riak.Oh, nirmana. Kemanakah jejak cahaya? Kepada nasib, dan mayat-mayat api yang kau salib — yang kutimbun ke dalam gua sebelum dia bangkit, atau di ladang tubuhmu yang rimbun, atau pada gunung-gunung, dan pada puting-puting do'a yang ranum — aku padamu. Menebas hama-hama prolaktinoma pada keimanan yang koma. 7 dosa mematikan bulat dan tak ubahnya bromocorah, maka dengan brompkriptin lekas kau tumpas sajalah.
Sejarah hanyalah residivis yang gemar
merevisi visi dan kisi-kisi fiksi, seperti
ayat-ayat Claude Lévi-Strauss, ia
mendekonstruksi klenik-klenik norma,
dan Joyoboyo bersulang arak
bersama Joy Boy. Oh, Haleluya,Yesus turun menumpas anti-kristus yang bersembunyi di balik Gharqad. Dan di balik kidung tentang sapi merah, aku memelukmu tabah. Dan kau tenggelam di balik dekap setelan jasku yang merah. Kau tampak begitu indah. Kau tampak begitu megah. Kekasihku,
kita menemukan One Piece pada puing di antara salib-salib patah.
(2022)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA GENESIS - DIASPORA DALAM FAJAR ROMANSA
PoetrySebuah antologi puisi yang belum rampung dan masih akan berlanjut sampai mencapai genap 50 butir sajak nantinya (sementara 44 sajak dulu). Sedang malas menulis deskripsi, mungkin akan aku sunting lagi nanti. Silahkan, semuanya - selamat menikmati! T...