Barangkali, di antara butir-butir kudapan di dalam toples, remah-remah celoteh menjelma serbuk renyah. Sering kutitipkan salam kepada meja di ruang tamu teruntuk tuan rumah yang ramah, yang tengah asik meracik kesan dan teh, sementara aku anteng lenggah-lenggah. Mengunyah kunyah. Ingin aku pamit, sungguh sungkan sengit. Wah!
Namun, kau keburu datang, menyajikan buat aku senampan kesan :
Cling.. "'seperti yu kia kia, kepala yu ikan pari' — apa yang kau cari? pun aku maju mundur mencintai kau,"
Clong.. "tapi di kelopak mataku bercokol kau seorang, menggelantung sepanjang siang"
Cling.. "yang apabila malam tiba, kau berselimut di balik kelopak tersebut, dan tidur di dipan mataku yang hangat & lembut."— dan segelas teh, dan es batu. Clong!
Hanya beberapa detik setelah kucicipi nikmatnya kau di rekah lidahku, aku meleleh, seraya kau tunjukkan kepadaku segala yang kau boleh — segala yang kau peroleh dan kau perboleh. Heh! Aku tak kuasa tak menoleh.
(2022)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA GENESIS - DIASPORA DALAM FAJAR ROMANSA
PuisiSebuah antologi puisi yang belum rampung dan masih akan berlanjut sampai mencapai genap 50 butir sajak nantinya (sementara 44 sajak dulu). Sedang malas menulis deskripsi, mungkin akan aku sunting lagi nanti. Silahkan, semuanya - selamat menikmati! T...