Berulang kali aku mengunjungi Bienalle, tetapi beda sekali rasanya dengan apabila engkau ada seperti kali terakhir, ketika kugandeng kau dan sesekali kita memotret rupa.
"Spring can really hang you up the most", teranja di telinga pada larik-larik suasana Canggu. Romantisme bercumbu di lekang waktu, kala kuraih taksu saat kugenggam taksa pada tanganmu.
Kerap kali, aku merindukan masa saat kulukis indigo di sebidang kanvas, seperti tartil klise: Jogja adalah pulang. Hatiku susah ketika kulihat cahaya di ufuk wajahmu meremang. Soal apakah itu yang kau murungkan?
Nanti, saat kita kembali dari sini, aku mahu kau melupakan segala tentang hari ini: kabar pilu, jejak sendu, dan kenangan-kenangan buntu. Biar kulipat waktu, agar ruang terbentang di sudut sumbu.
Aku bergurau:
Barangkali, kelak kita bakal menang undian rumah dari Mirota, tapi kau malah bilang rumah adalah dimanapun asal kau dapat lenggah di pangkuanku yang amba. Kau juwita,
ketika kau tersenyum, akupun berteriak: eureka!
(2022)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA GENESIS - DIASPORA DALAM FAJAR ROMANSA
PoetrySebuah antologi puisi yang belum rampung dan masih akan berlanjut sampai mencapai genap 50 butir sajak nantinya (sementara 44 sajak dulu). Sedang malas menulis deskripsi, mungkin akan aku sunting lagi nanti. Silahkan, semuanya - selamat menikmati! T...