Kartu Pos IV: Bengawan Solo

65 1 0
                                    

Kecil dulu, telah kutemukan harta yang ditinggalkan Karun. Aku menjangkaunya dengan sebongkah sampan, ketika kubertanya perihal hakikat tentang makna segala kata kepada seorang pria tua bernama Harun. Ia duduk dengan kain tenun di sudut sampan, memandang ke langit-langit dunia. Ke langit malam bergemintang titik-titik cahaya, ia berhikayat. Sebuah hikmah mahadahsyat, aku menggigil di peluk malam. Aku terkesima.

Di baris takarir telah terkirap kitab, bacaan yang mengantarkan aku ke sudut malam ketika kita membelah jalan ke pelupuk pagi di bengawan solo. Tidur ialah layar dengan montase kerinduan, kala kenangan serupa salindia yang tak habis-habisnya muncul di waktu jelang tidur. Lara pun butuh pelipur, dan aku membutuhkan kau. Oh gadisku, mulai dari sini, hidup takkan pernah lagi sama. Sabar. Hanya sesaat saja, sebelum pada akhirnya kita kan bersama, menyemai buah-buah cinta, dan merdeka.

(2023)

ASMARA GENESIS - DIASPORA DALAM FAJAR ROMANSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang