Chapter|02

5.5K 576 13
                                    

Kediaman Saif Pasya dibalut kesibukan sejak dini hari ini. Kediaman otoriter keluarga Pasya merupakan hunian mewah dua lantai dengan sebuah kolam renang besar di halaman depan. Rumah megah berwarna keseluruhan putih itu beratap datar, dua balkon kecil di samping kanan-kiri dan satu balkon paling besar berada di tengah. Rumah dengan dua pilar besar yang menyanggah di bagian depan, juga pintu dari kaca yang diukir. Rumah Saif dan istrinya memiliki taman bunga yang cukup luas, dikelilingi pagar-pagar tinggi menjulang. Kediaman Saif Pasya ditinggali berdua saja dengan istrinya, karena ke-empat putranya telah memiliki kediaman pribadi masing-masing.   

Malam nanti mereka akan kedatangan tamu paling penting yang pernah menginjakkan kaki di rumah megah itu. Husein Kamal dan calon pengantin perempuan Arav, Riya Humeera.

Sungguh sebuah impian bagi Saif Pasya untuk menikahkan putranya dengan keturunan house of Kamal. Dia hanya coba-coba saat mendengar rumor kalau sesepuh keluarga ekslusif itu tengah mencari calon suami untuk sang cucu bungsu. Meskipun hartanya melimpah dan prospek bisnis dari perusahaan telekomunikasinya digadang-gadang sebagai salah satu yang terbaik di tingkat Asean, Saif Pasya tak pernah menyangka kalau dia benar-benar akan berbesan dengan seorang Husein Kamal.

Putra sulungnya, Arav akan menikah bukan dengan kerabat jauh dari house of Kamal. Tapi dengan putri semata wayang putra pertama dari Husein Kamal, sang pewaris resmi dari laki-laki penguasa itu.

Enam bulan berlalu sejak Saif mengirimkan profil si sulung, dia berharap kertas itu setidaknya akan dilirik oleh seorang Husein Kamal. Paling tidak, dia berharap Husein tahu kalau ada sebuah keluarga bernama Pasya. Betapa Saif tersentak saat seorang utusan keluarga itu datang, mengatakan kalau Arav adalah calon suami yang dipilih Husein untuk sang tuan putri.

Saif Pasya tak sedikitpun berharap. Dia mengirimkan profil Arav agar suatu saat memiliki alasan untuk sekedar menyapa sesepuh house of Kamal dalam pertemuan. Selama ini, dia bahkan tak memiliki kesempatan menghirup udara dalam ruang yang sama dengan laki-laki terhormat itu.

Saif yakin bahwa Arav tak mungkin masuk dalam perhitungan, terlebih saat mendengar desas desus bahwa waktu enam bulan adalah masa yang dikerahkan house of Kamal dalam menyelidiki calon pendamping sang gadis. Si sulung Arav Pasya, laki-laki tiga puluh tahun yang masih terjebak dalam buaian cinta pertama itu tak mungkin lulus. Begitu pikir Saif.

Seluruh anggota keluarga Pasya hadir dalam makan malam. Saif Pasya dan istri ketiga dan terakhirnya bernama Maya, mama dari Dan. Sang calon pengantin laki-laki dan ketiga saudara beserta istri mereka masing-masing. Mereka mendengarkan wejangan panjang lebar dari sang otoriter mengenai tata krama yang harus dijaga terhadap Husein Kamal dan Riya Humeera.

"Demi Tuhan. Jika pernikahan ini gagal karena ketidak sopanan satu saja dari kalian. Maka jangan harap nama kalian akan ada dalam kartu keluarga Pasya. Aku tak akan segan-segan mengusir siapapun" berikut ultimatum sang otoriter.

"Papa, sesungguhnya perempuan macam apa yang akan menikahi abang?" tanya Ben menimpali.

Saif Pasya mendelik tajam.

"Bukan sembarang perempuan" ujarnya cepat.

Saif menyusuri ketiga menantunya, memberi Riya Humeera musuh dalam selimut sebelum pernikahan terjadi. Ketiga perempuan berlatar belakang artis tak terkenal bernama Kanaya, mantan sekretaris bernama Serena dan teman kuliah bernama Aneisha yang kemudian menikahi Ben, Chad, serta Dan tertohok dengan ucapan sang otoriter. Calon pengantin Arav bahkan belum menginjakkan kaki di kediaman itu, tapi sang gadis sudah merendahkan mereka. Ketiganya mengubah nama keluarga mereka menjadi Pasya setelah menikahi para putra keluarga itu karena nama keluarga mereka tak memiliki nilai

"Ingat bujangan, akan kukubur kau hidup-hidup kalau sedikit saja gadis itu tak nyaman" ancam sang otoriter.

"Baik papa" Arav menelan ludah.

House of KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang