Chapter|13

4.2K 551 9
                                    

Riya Humeera spontan mengaitkan tangan di lengan Arav kala melihat sosok beberapa meter dari mereka di pesta pernikahan itu. Yarif Ahsan, suami dari cinta pertama Arav Pasya tengah berdiri di sana. Sang gadis sudah mendengar kalau pebisnis muda dari Malaysia itu sedang di Indonesia, tentunya bersama istrinya yang baru saja melahirkan anak kedua mereka. Riya tak terpikir kalau mereka akan bertemu di pesta pernikahan ini.

Yarif Ahsan menoleh, menyadari kehadiran dara yang pernah didambakannya itu. Sungguh besar nyali Yarif Ahsan, memimpikan cucu bungsu house of Kamal, tak tahu diri itu namanya. Bahkan menyebut seorang Yarif dengan umpatan semacam 'mata keranjang' atau 'buaya darat' feels like an understatement. Apalagi faktanya buaya merupakan hewan yang setia.

"Humeera" sapanya sok akrab.

"Apa kabar, Yarif?" balas sang gadis.

"Baik, sangat baik terlebih karena bertemu denganmu malam ini. Kau masih yang perempuan paling cantik yang aku kenal, Humeera" ujarnya memulai pujian memuakkan.

"Oh, kau terlalu memuji" balas Riya, malas.
"Dimana Farrah?" tanya gadis itu lagi.

Riya Humeera sedikit melirik Arav di sampingnya kala menyebut nama perempuan itu, istri Yarif Ahsan dan cinta pertama suaminya sendiri. Arav Pasya tampak biasa saja, telah beberapa kali dia bertemu Yarif Ahsan dan Farrah Bachtiar. Walaupun selama ini di dalam hati dia berharap pernikahan mereka segera berakhir, tapi terlalu menampakkan jelas harapan buruk bukan sikap yang Arav pikir patut untuk dipertontonkan pada siapapun.

Kecuali pada keluarganya sendiri yang tahu mengenai kegilaan si sulung pada seorang perempuan bernama Farrah Bachtiar selama ini. Bahkan meskipun begitu, desas-desus mengenai dirinya yang masih menaruh hati pada istri orang masih saja tercium orang lain.

Arav yakin, sebagian besar orang di pesta ini tahu itu. Selama ini dia mengacuhkan saja fakta itu, tapi kali ini sosok di sampingnya lah yang paling meresahkan laki-laki itu. Riya Humeera Kamal, istrinya sendiri.

Arav Pasya dan Farrah Bachtiar, adalah dua anak pengusaha yang dekat sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah. Mereka lebih dekat lagi kala menginjak dewasa, yang sayangnya terhalang studi masing-masing. Arav belajar di Amerika sedangkan Farrah tetap di Indonesia. Dia berpikir untuk meminta sang papa melamar perempuan itu setelah si sulung menyelesaikan studinya. Sayangnya, seorang pengusaha muda dari Malaysia mencuri cinta pertamanya lebih dulu.

Farrah Bachtiar kemudian meninggalkan sulung keluarga Pasya, menikahi laki-laki itu karena desakan kedua orang tuanya. Bisnis tekstil keluarga mereka mengalami kerugian besar, hanya bisa diselamatkan lewat kucuran dana investasi dari seorang Yarif Ahsan. Meskipun didera patah hati dan kekecewaan, yang bisa Arav Pasya lakukan hanya mendoakan kehancuran rumah tangga cinta pertamanya. Dia selalu merasa bersalah pada Farrah Bachtiar karena harapannya itu tapi Arav tak punya pilihan. Paling tidak dia berhak memiliki harapan. Dia pernah memimpikan membina rumah tangga dengan Farrah Bachtiar. Harapan sulung keluarga Pasya itu pupus begitu saja karena sesuatu yang tak pernah laki-laki itu kira.

"Farrah sedang menyusui putri kami, Humeera. Sebentar lagi dia keluar. Kau lebih ingin bertemu istriku rupanya dibandingkan denganku. Sungguh aku kecewa" keluh laki-laki 33 tahun yang tak ingat umur itu.

Riya Humeera mengumpat dalam hati.

Dia merasa muak setiap kali namanya disebut oleh laki-laki jalang di depannya. Kenapa pula laki-laki itu berpikir Riya senang bertemu dengannya. Sang gadis hanya ingin menyapa Farrah Bachtiar dan segera mencuri perempuan itu untuk Arav. Sungguh sia-sia perempuan lemah lembut dan cantik itu hidup dan mendampingi seorang tak bermoral seperti Yarif Ahsan. Dia bahkan melontarkan godaan kala Riya Humeera jelas-jelas menggandeng suaminya malam itu.

House of KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang