Extend. Ver|47

9.8K 636 53
                                    

Makan malam sedang digelar di kediaman sulung keluarga Pasya, juga dengan Farrah Bachtiar dan Glen yang sudah seperti anggota keluarga sendiri. Makan malam dipenuhi dengan percakapan akrab mengenai popularitas menantu keluarga Pasya, Riya Humeera.

Sejak identitasnya tersebar ke publik, berita tentang penguasa house of Kamal itu tak berhenti dibahas di media cetak dan elektronik. Subscriber youtube yang awalnya 20 juta bertambah 3x lipat, hampir mengalahkan grup kpop atau klub sepak bola kelas dunia. Segala tentang perempuan itu menarik media. Baju, tas, penutup kepala dan sepatu yang dipakai Riya Humeera memunculkan euforia baru di dunia fesyen. Sebuah gaya berpakaian terinspirasi seorang Riya Humeera Kamal dijual mulai dari pasar, mall, hingga butik-butik terkenal. Permintaan wawancara yang mau tak mau ditolak tak pernah berhenti diajukan reporter.

Tak jarang para reporter berdiri di depan gerbang rumah demi sebuah gambar dari istrinya. Sejak saat itu mereka jarang berdiam diri di beranda lantai dua dan Arav selalu menolak istrinya mengantar ke depan rumah setiap pagi hari sebelum berangkat ke kantor. Meskipun tubuh dan wajah sang istri tertutup penuh cloak yang biasa dipakai saat sarapan.

Tak jarang juga hadiah penggemar sang istri dikirimkan ke alamat rumah mereka, yang terpaksa dikembalikan. Hadiah-hadiah itu baru berhenti dikirimkan saat sang istri secara pribadi menuliskan di media sosialnya agar para penggemar itu berhenti. Itupun disambut pujian tak kunjung habis oleh mereka karena Riya Humeera menyarankan para penggemar itu untuk menyalurkan bantuan bagi yang lebih membutuhkan, dibandingkan pada dirinya.

Popularitas Riya Humeera, menantu kesayangan keluarga Pasya menjadi topik yang menarik dibicarakan saat makan malam. Kecuali bagi Arav Pasya, sang suami. Sulung keluarga Pasya paling kesal dengan kelompok penggemar istrinya, yang sialnya lebih didominasi kaum laki-laki.

"Tak tahu malu, mengagumi istri orang" begitu setiap saat laki-laki itu mengeluh.

Keluhan dibalut kecemburuan sang suami selalu ditanggapi Riya Humeera dengan senang hati. Perempuan itu selalu naik ke atas peraduan dengan tawa saat suaminya justru menggerutu.

Laki-laki itu pun berkeluh kesah malam itu setelah makan malam berakhir. Bukan lewat kata-kata tapi dari ekspresi wajah kesal jika mengingat tentang para penggemar istrinya. Sang istri sudah lebih dulu berbaring di atas ranjang tidur mereka saat Arav menidurkan putra mereka dengan dongeng.

"Kau cemburu lagi?" perempuan itu kembali bertanya.

Arav Pasya menekuk dahi dan berkilah.

"Untuk apa aku cemburu pada orang-orang asing itu. Kau istriku dan sekarang sedang bersamaku" sanggahnya dengan wajah penuh kekesalan.

Riya Humeera terkekeh. Perempuan itu mengelus perutnya dan beringsut pada Arav yang menolak untuk mendekat. Sebagaimana harapan sang suami, anak kedua mereka berjenis kelamin perempuan. Tak seperti ucapannya barusan, laki-laki itu jelas-jelas tampak sedang cemburu.

Riya Humeera menangkup wajah suaminya dan menahan tawa saat mata mereka beradu pandang.

"Cinta mereka hanya sesaat, suamiku. Kau pikir mereka punya waktu selamanya untuk mengagumiku. Beberapa hari, minggu, atau bulan kemudian mereka akan melupakanku dan kembali sibuk dengan hidup sendiri" ujar sang istri meyakinkan.

Arav Pasya mendengus pelan.

Laki-laki itu mengangkat tubuh istrinya dalam pangkuan. Kedua tangannya bertengger pada kaki perempuan yang melingkari pinggangnya sebelum berpindah pada pinggul dan meremas lembut. Mereka saling menatap dalam diam. Riya Humeera tertawa kecil karena tiba-tiba mengingat peristiwa bertahun-tahun silam, saat Arav pertama kali cemburu pada Yarif Ahsan. Malam itu mereka begitu canggung, hingga pagi hari dan malam berikutnya.

House of KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang