Chapter|31

3.9K 518 26
                                    

Lima tahun berlalu.

Arav Pasya tengah sarapan, bersama dengan dua anak, sepuluh tahun bernama Fahri dan lima tahun bernama Fahira, putra-putri cinta pertamanya. Pagi yang sama setiap harinya. Namun kali ini, mereka sarapan bertiga di samping kolam. Atas permintaan sang anak perempuan. Setelah harus bertengkar dengan Fahri sang kakak yang lebih suka sarapan di beranda lantai dua. Pagi Arav, penuh keributan seperti biasanya.

"Papi, Ira mau berangkat sekolah sama om Glen dong" pinta anak perempuan lima tahun itu dengan mata jenakanya.

"Manja!" cemooh sang kakak menimpali.

Pertengkaran kedua pagi itu kembali terjadi, dan Arav dengan cepat menengahi. Laki-laki itu menyanggupi permintaan Fahira, berangkat bersama ke kantor dengan Glen. Sahabat dan asisten Arav itu memang favorit Fahira. Lebih dari dirinya, sang papi. Pagi itu pun dilewati dengan selamat setelah Glen tiba. Mereka menuju kantor, sembari mengantarkan Fahira Ahsan lebih dulu ke TK. Fahri, sebaliknya diantar oleh supir pribadi. Fahira bahkan harus diantar tepat ke depan pintu kelas, oleh om Glen. Dua laki-laki itu tak tahu, ada alasan tersendiri kenapa harus Glen yang mengantarkan Fahira. Diam-diam anak perempuan yang menggemaskan itu ingin menjodohkan asisten papinya pada guru wali kelasnya. Mereka adalah dua orang favorit Fahira.

"Aku rasa kamu harus ikut makan malam nanti, Glen. Fahira terlalu menyukaimu. Dia akan senang hati makan wortel atau brokoli kalau kamu yang meminta" pinta Arav.

"Kamu harus membayarku lebih untuk itu, Arav" laki-laki itu membalas dengan kelakar.

Dua laki-laki itu tergelak karena Fahira pagi itu. Tawa mereka bahkan masih tersisa hingga tiba di kantor, karena pertengkaran dua anak Arav Pasya pagi tadi.

Glen membawa dokumen untuk ditanda-tangani Arav pagi itu juga ke ruangan sang direktur. Asisten dan sahabat itu menghela nafas panjang berkali-kali sebelum masuk. Tanggal hari ini selama lima tahun terakhir terasa begitu menyakitkan. Glen telah melakukannya selama lima kali selama lima tahun, dan semakin lama semakin berat. Laki-laki itu masuk ke dalam ruang kerja sang direktur, tanpa suara menyerahkan dokumen mengenai promosi sepuluh pegawai kontrak pada tanggal yang sama setiap tahunnya.

Untuk hadiah ulang tahun seorang perempuan bermata kelinci.

Arav tertegun lama sebelum membubuhkan tanda tangan. Dia menyerahkan kembali dokumen itu pada Glen, juga tanpa suara. Asisten itu menoleh tepat sebelum keluar dan menutup pintu. Sahabatnya, Arav Pasya tengah menatap keluar jendela dengan mata penuh kesedihan yang sama selama lima tahun terakhir.

Glen buru-buru keluar. Dia mengeluarkan nafas tercekat dari mulut yang ditahannya selama di ruang sang direktur.

Bagi sepuluh pegawai kontrak yang terpilih, tanggal ulang tahun perempuan bermata kelinci itu adalah hari berbahagia. Berkat kedermawan perempuan itu, mereka dipromosikan lebih cepat.

Tapi bagi sang direktur, tanggal itu penuh kepiluan. Perempuan bermata kelinci itu pergi dan membawa separuh jiwa Arav bersamanya, tak pernah kembali lagi. Sulung keluarga Pasya itu masih menatap lama keluar jendela, mengingat sosok perempuan yang memenuhi seluruh hatinya. Betapa Arav merindukan sosok paling indah itu, setiap saat.

Glen benar-benar ikut makan malam hari ini. Farrah Bachtiar pulang lebih cepat dari butiknya hari ini. Perempuan itu sudah berada di kediaman Arav begitu dua laki-laki itu tiba. Kedatangan Glen disambut penuh suka cita oleh penggemarnya, Fahira Ahsan. Mereka makan malam dengan penuh canda, sebelum seorang cantik dan glamor bernama Keysha Mahardika datang. Dia tunangan Arav, masih calon karena pesta pertunangan belum digelar. Perempuan 30 tahun itu menatap kesal pada Farrah dan kedua anak cinta pertama itu, menunjukkan permusuhan dari balik punggung Arav.

House of KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang