Chapter|03

4.9K 597 22
                                    

Mata kelinci Riya melebar dan hidungnya mengernyit gemas, menatap lekat pada Arav. Laki-laki itu hampir menyendok makanan di piring sebelum menyadari tatapan lekat istrinya. Arav menjadi salah tingkah. Sang gadis tidak menatap laki-laki itu dengan mata pemujaan atau kekaguman, seperti yang dilakukan para gadis lain selama ini. Tapi tatapan gemas seperti pada bocah.

"Ada apa?" tanya sulung keluarga Pasya pada sang istri.

"Kau makan seperti anak kecil, Arav" keluh Riya.

"Hah?" tanya laki-laki itu tak mengerti.

Arav Pasya tak fokus sedari tadi.

Pikiran laki-laki itu masih mengingat-ingat setiap informasi yang dibawa Glen tentang pengantinnya.

Riya Humeera Kamal. 22 tahun. Lulusan international relations dari Princeton University, dengan predikat terbaik. Sang gadis menguasai dan fasih berbicara dalam bahasa Inggris, Mandarin, Arab, Rusia, dan Jerman. Dia seorang freelancer, penerjemah bahasa. Bungsu house of Kamal itu memiliki 12% saham perusahaan keluarga, warisan kedua orang tua yang meninggal karena kecelakaan tragis dan pemberian sang kakek.
Pekerjaan sang istri hanya untuk hobi bisa jadi. Jumlah aset dan warisan sang gadis cukup untuk menghidupi dirinya seorang, bahkan untuk hidup foya-foya.

Istrinya itu mengelola sebuah laman youtube dengan 20 juta subscribers. Kontennya mengenai perjalanan dan liburan. Jangan harap tentang perjalanan penuh kemewahan. Sang gadis mengulas tentang hotel, tempat wisata, dan akomodasi murah pada beberapa tempat di luar negeri. Saat pergi berlibur, dia tinggal berminggu-minggu. Dia masih melakukan hal itu hingga kini.

Dia tinggal sejak remaja di North America, hanya pulang saat ulang tahun sang eyang. Tidak pernah ada rumor kalau Riya Humeera menjalin hubungan spesial dengan laki-laki manapun. Eyangnya, Husein Kamal menolak lamaran dari segala kalangan. Entah untuk alasan apa. Keturunan aristrokrat Jawa itu berteman dekat dengan seorang putri kanselir Jerman dan salah satu kerabat jauh dari House of Saud.

Semasa studi di luar negeri, Riya Humeera kerap menjadi sukarelawan.

Dia memiliki konsen besar terhadap isu-isu pemberdayaan perempuan, kemanusiaan dan pendidikan anak, serta lingkungan. Berkebalikan dengan pembawaannya yang seanggun duchess, perempuan itu suka menunggang kuda, memanah, menembak, menyelam dan menekuni Kendo juga Judo sejak kecil. Dia masih sering melakukan beragam olahraga tersebut di waktu luang. Itu saja informasi yang dibawa Glen. Semua dapat ditemukan dengan berselancar di dunia maya, jika tekun. Selain itu semuanya misterius.

Riya berdiri dan mendekat pada kursi Arav, suaminya. Tangan sang perempuan mengulur dan mengusap sudut kiri bibir sulung keluarga Pasya itu.

Wajah laki-laki itu memerah dan dia tiba-tiba cegukan. Arav meraih segelas air putih dan menegak cepat. Pembantu rumah yang sedang menunggu makan malam pasangan suami-istri itu menahan tawa. Tuan mereka seperti anak kucing di hadapan seorang Riya Humeera.

"Bi, pergilah makan malam" pinta nyonya muda itu pada pembantu rumah mereka.

"Kalau bibi menunggu kami makan, keburu dingin masakan kalian nanti" ujar sang gadis lagi.

Mereka tak bergerak sedikitpun. Mereka sudah seperti itu sejak dulu, menjaga sang tuan sarapan dan makan malam. Takut kalau penghuni ruang makan itu butuh sesuatu. Riya mengerucutkan bibir tanda kecewa. Dia kembali menatap lekat pada Arav, meminta laki-laki itu yang berucap.

Laki-laki itu berdeham pelan, mengangkat tangan mengisyaratkan para pembantu untuk menurut pada sang istri. Tersisa hanya dua insan itu dalam ruang makan. Mereka makan dengan tenang.

Arav Pasya mengembalikan fokus.

Dia tak mau makan dengan belepotan dan diperlakukan seperti bocah oleh sang istri.Saat dia sudah pandai dan makan tanpa suapan pengasuh, sang gadis bahkan belum lahir.

House of KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang