Chapter|16

4.2K 556 5
                                    

Riya Humeera membawa amplop coklat, menghampiri Farrah Bachtiar yang tengah menatap anggun pemandangan kolam dari beranda lantai dua kediaman Arav Pasya. Perempuan itu menoleh begitu menyadari kehadiran sang gadis, dia tersenyum.

"Pemandangan yang indah, Riya" gumamnya.

"Kau bisa sering datang kalau menyukainya, Farrah" balas sang gadis menimpali.

Perempuan itu hanya tersenyum.

Riya Humeera berdeham pelan. Sesungguhnya dia didera dilema luar biasa. Ini mengenai kehancuran rumah tangga dan dia tahu ini akan menyakiti perempuan lembut dan anggun di hadapannya. Tapi dia juga tak rela perempuan itu menghabiskan hidup diliputi kebohongan seorang Yarif Ahsan.

"Farrah, tolong jangan salah paham denganku. Aku sangat menghargaimu. Kau tahu itu kan?" ujar sang gadis memulai.

Sang gadis menyerahkan amplop berisi kebusukan Yarif Ahsan. Berisi foto dan usb kumpulan bukti perselingkuhan Yarif dengan beberapa perempuan lain. Paling seringnya dengan sekretaris laki-laki itu sendiri. Selama bertahun-tahun ini.

"Aku hanya berharap ini bisa membantumu suatu saat nanti" ujar Riya Humeera penuh kegundahan.

Cucu bungsu house of Kamal itu menggigit pelan bibir bawahnya, menatap Farrah Bachtiar yang tertegun dengan amplop itu. Dia tak membuka sedikitpun kertas coklat itu. Lama berdiam diri.

"Ini pasti foto-foto Yarif" gumam perempuan itu pelan.

Riya Humeera terperanjat. Dia membatu selama beberapa waktu.
"Kau...sudah tahu rupanya" ujar sang gadis retorik.

"Aku perempuan dan istri, Riya. Mana mungkin aku tak tahu suamiku main di belakang dengan perempuan lain?" balas perempuan itu.

Mata perempuan cantik nan anggun itu sayu, ada luka tapi juga ketegaran yang tampak bagi Riya Humeera dari mata cinta pertama suaminya.

"Lalu mengapa kau bertahan selama ini, Farrah?" suara sang gadis tertahan karena pilu.

Bungsu house of Kamal itu tak habis pikir. Ada laki-laki yang menunggu perempuan itu selama bertahun-tahun tapi Farrah yang bahkan tahu mengenai kebusukan suaminya lebih memilih bertahan.

"Karena aku seorang ibu, Riya. Aku sudah pernah berniat pergi dari Yarif, tapi ada Fahri yang sedang tumbuh dalam janinku kala itu. Aku pikir suatu saat Yarif akan berhenti jika putranya lahir" gumam Farrah penuh luka.

"Kau memutuskan untuk bertahan hingga kini, aku tak bisa mengerti..Farrah. Kau layak bahagia" ujar sang gadis terbata.

Farrah Bachtiar tersenyum ketir. Dia menatap gadis muda di hadapannya dengan mata sayu.
"Suatu saat kala kau menjadi ibu, kau akan tahu rasanya rela berkorban demi anak-anakmu, Riya" ujar perempuan itu pelan.

"Kau dan anak-anakmu bisa menemukan orang yang lebih baik untuk kalian berdua" kilah sang gadis cepat.

"Selama ini kau pasti sudah mendengar seseorang masih menunggumu" Riya Humeera melanjutkan.

Farrah Bachtiar tertegun singkat sebelum terkekeh. Riya Humeera membalas tawa perempuan itu dengan tatapan kebingungan. Farrah Bachtiar tak habis pikir bagaimana gadis di depannya dan Arav, cinta lama itu sama-sama bodoh di matanya.

Riya Humeera semakin heran. Farrah Bachtiar menyerahkan balik amplop itu pada sang gadis.

"Aku tahu kau sangat peduli padaku. Aku menghargai itu, Riya. Sebagai sesama perempuan, aku berterima kasih atas kepedulianmu padaku. Tapi aku telah lama memilih demi putra-putriku" ujar perempuan itu lagi.

Riya Humeera menghela nafas panjang.
Dia didera berbagai perasaan tak menentu. Fakta bahwa Farrah Bachtiar memilih bertahan pada pernikahan penuh luka dan fakta bahwa tak ada harapan bagi Arav, atau fakta tak ada yang bisa dia lakukan mengenai semua ini, entah yang mana yang lebih menyesakkan bagi sang gadis.

House of KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang