Chapter|29

4.4K 500 1
                                    

Jika ada aturan dasar utama yang harus Ishak Kamal patuhi adalah untuk menjaga mulut. House of Kamal mungkin punya mata dan telinga dimana pun, tetapi mulut harus terkunci rapat. Jika tidak, mungkin saja nyawa yang harus dikorbankan. Begitulah yang menimpa baba dan mama Riya Humeera.

Mobil yang dikendarai putra tertua Husein Kamal malam itu bersama menantunya meluncur bebas ke dalam jurang setelah ban depan terkena peluru yang dilepaskan pemburu mereka. Sang jenderal yang murka.

Panglima tertinggi dan sang pemangku kekuasaan selama lima tahun itu sedang memiliki kunjungan kerja di Yogyakarta. Dia mendatangi kediaman Husein Kamal pada malam harinya, berdua saja dengan seorang ajudan. Tak ada orang yang tahu kecuali putra bungsu Husein yang malam itu berada di rumah sang papa.

Sayangnya, mulut putra paling muda itu tak sengaja memberitahukan kunjungan pengemban amanat rakyat itu ke kediaman keluarga mereka. Entah terdorong oleh rasa ingin pamer, dia lupa aturan dasar keluarga mereka.

Kunjungan itu memicu kemurkaan seorang jenderal. Sang jenderal yakin kalau dia akan diangkat sebagai menteri pertahanan yang baru pada agenda reshuffle kabinet. Begitu selama ini dijanjikan padanya. Namun yang terjadi justru sebaliknya dan sang jenderal yakin House of Kamal yang memiliki andil dalam kegagalan pencalonan dirinya.

Saat dia mendengar kunjungan itu tersebar dengan cepat dari mulut ke mulut. Sang jenderal yang murka mengancam, akan mengambil nyawa putra Husein Kamal sebagai pembalasan. Baba dan mama Riya Humeera kemudian lah yang menjadi pilihan sang jenderal malam itu.

Kemudian kematian putra pertama dari keluarga berpengaruh itu memunculkan teori-teori konspirasi, yang menyebar luas sebagai rumor. Salah satu rumor paling dipercaya bahwa sang putra tertua dibunuh oleh para saudara yang merasa cemburu karena permasalahan aset dan kekayaan.

Walaupun pada faktanya, kegagalan sang jenderal menduduki jabatan menhan sama sekali tak ada kaitannya dengan House of Kamal.

Kunjungan malam itu hanya lah pertemuan kawan lama. Husein Kamal tengah sakit saat penghuni istana itu datang ke kediamannya.

Sang jenderal tak jadi diangkat karena kepemilikan bisnis ilegal putranya, yang dirinya sendiri tak tahu menahu mengenai itu. Sang pemangku kekuasaan nampaknya tak mau masalah keluarga jenderal itu mengotori kabinet barunya. Kasus itu diselidiki oleh badan intelijen negara dan dilaporkan langsung ke istana. Officer yang merekrut Riya Humeera, kala itu masih agen yang belum satu tahun bekerja pada organisasi mereka. Kasus keluarga sang jenderal merupakan salah satu yang officer itu selidiki.

Begitulah harga yang harus dibayar jika tak menjaga mulut. Harga yang harus dibayar juga karena dekat dengan kekuasaan.

Maka aturan dasar utama House of Kamal adalah mengunci rapat-rapat mulut mereka. Tak peduli siapa yang ditemui, tak boleh ada yang mengetahui selain mereka dan tamu yang berkunjung.

Ishak Kamal disibukkan dengan berbagai agenda saat tinggal di kediaman sang bibi muda, seseorang yang kekuasaannya suatu saat akan diwarisi belia 12 tahun itu. Dari sekian banyak anak baik dari keluarga inti dan kerabat jauh, pilihan Riya Humeera jatuh pada Ishak Kamal. Putra dari Arya dan Kirana, cucu paman pertama dari anak terakhirnya. Sang pewaris itu tinggal lebih dari sebulan, setiap harinya berkutat dengan didikan langsung bibinya. Selain disibukkan juga dengan kelas yang tak kunjung habis. Saat kembali pun, sang bibi sudah menyiapkan beberapa tutor pilihan bagi pewarisnya. Sebagaimana sang bibi, Ishak pun seorang superior.

Hari ini sang pewaris itu pulang, kembali ke Yogyakarta. Dia dijemput utusan keluarga.

Sang bibi, Riya Humeera dan Arav Pasya mengantarkan belia 12 tahun itu hingga depan rumah. Arav tak kuasa menahan tawa saat bocah itu berpamitan. Baginya anak itu dan istrinya bagai pinang dibelah dua, bukan saja dalam penampilan tapi juga kepribadian. Jika ada versi laki-laki dari istrinya, maka Ishak Kamal adalah gambaran yang paling mendekati. Tak peduli dengan percakapan serius yang selalu terjadi saat keduanya duduk bersama, mereka menggemaskan di mata sulung keluarga Pasya.

House of KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang