Chapter 1

8.1K 505 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.





Klingg....

Terdengar suara pintu terbuka. Seseorang yang sepertinya pelanggan dari toko tersebut masuk dan menepuk pundak pria yang merupakan seorang florist. Dia berbicara dengan perlahan agar sang florist paham.

"Permisi. Tolong satu ikat bunga ya. Seperti biasa"

Florist itupun menatap lamat apa yang dibicarakan oleh pelanggannya. Tidak lama dia pun segera merangkai bunga yang dipesan.
Setelah selesai dia segera memberikannya.

"Wahh cantik seperti biasa ya Jeno, pasti kekasihku akan suka. Terima kasih"

Jeno hanya tersenyum menanggapinya. Dan melambaikan tangan ketika pelanggan setianya pergi.

-----

Siang ini seperti biasa, Jeno menjaga toko bunga kecilnya yang dibangun dari sisa tabungan miliknya selama bekerja.
Dibuang sedari kecil oleh keluarganya membuat Jeno bisa lebih tegar menjalani hidup. Walaupun Jeno tidak pernah sekolah tapi dia pandai merangkai bunga.

Selama ini Jeno dirawat oleh seorang nenek baik hati yang menemukan dia di taman saat umurnya baru satu tahun. Nenek sangat menyayangi Jeno karena beliau pun sudah menganggap Jeno seperti anaknya sendiri. Selama ini nenek hanya tinggal sendiri, karena ditinggal oleh anak-anaknya. Tapi sebulan ini Jeno sangat bersedih, karena nenek yang sangat disayangi dan menyayanginya telah meninggalkannya untuk selamanya.

'Sepertinya langit sedikit gelap dan akan turun hujan. Sebaiknya aku tutup' ucapnya dalam sunyi.

Jeno membereskan tokonya dan segera mengunci dari dalam.

Ah ternyata sudah mulai gerimis, untung saja dia selalu membawa payung.

Jeno berjalan menyusuri jalan menuju rumahnya. Dia sangat menikmati rintik hujan ini, aroma tanah yang basah selalu membuatnya merasa tenang.

'Ahhhh aku ingin cepat sampai rumah dan memasak ramyun. Huaaa pasti enak sekali'

Sesampainya di rumah, Jeno segera mandi dan memasak ramyun.
Dia memperhatikan sekeliling. Sepi sekali rasanya tidak ada nenek.
Ah Jeno merindukan nenek. Rasanya dia ingin menangis tapi dia tahan, karena takut nenek ikutan bersedih di surga ketika melihat dia menangis.

Sekarang Jeno harus mulai terbiasa hidup tanpa nenek disampingnya. Walaupun sedih tapi tak apa dia harus tegar dan kuat.










Tbc



Eheeee padahal yang satunya belum selesai baru dikit
MAAFKAN AKUUUUUU

Eheeee padahal yang satunya belum selesai baru dikitMAAFKAN AKUUUUUU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Florist | JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang