Chapter 11

2.5K 298 0
                                    






.
.
.
.
.
.
.
.
.





Sementara itu di toko bunga, Jeno sedang melamun. Tadi Jaemin karena Jeno usir hehehe. Dia tidak enak dengan Jaemin bila harus terus membantunya.

Jeno sedang memikirkan Yoona. Sudah lama beliau tidak datang ke toko bunganya padahal Jeno sangat merindukannya. Bersama Yoona dia merasa seperti sedang bersama dengan seorang ibu.

Jeno tiba-tiba merasakan getaran di handphone nya. Ah ada pesan dari Jaemin.

Jaemin hyung ❤️

Selamat siang sayangku 😘 | apa kau sudah makan siang ? | sore nanti aku jemput ya~
13.00
Ahh aku tidak sabar ingin segera bertemu Jenonieeee~ uhhh rindu sekali~~
13.00

Jeno tersipu membaca pesan Jaemin. Dia belum terbiasa hehe.

Selamat siang hyungie (. ◜‿◝ ) | aku sudah makan siang, bagaimana dengan hyung ? | ahh hyung apa tidak merepotkan ?
13.02
Ishh hyung tadi kan sudah bertemu | hyung ini benar-benar (ノ•̀ o •́ )ノ
13.02

Saat Jeno asik bertukar pesan dengan Jaemin tiba-tiba...

Klingg......

Seorang pria yang sudah tua tapi tetap tampan masuk ke toko bunganya. Pria tua itu masuk dan menatap Jeno dengan lamat.

"Aku ingin memesan bunga untuk istriku"

Jeno menatap lamat pria tua didepannya ini. Bukan karena dia tidak mengerti, karena dia berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat. Tapi Jeno memperhatikan wajah pria dihadapannya ini.

Wajahnya.....
Entah kenapa wajah pria ini mirip dengannya.

Jeno menggelengkan kepalanya lalu tersenyum mengangguk.
Dia segera membuat pesanan pria tua itu.

Setelah selesai Jeno segera memberikan pesanannya.

"Terima kasih telah membeli bunga disini"

"Ah iya. Terima kasih juga untuk bunga cantiknya Jeno. Permisi"

Jeno terkejut. Bagaimana pria tua itu tau namanya ? Dia tidak memakai tag namanya hari ini.

Ah mungkin beliau tau dari orang lain toko bunganya ini, pikirnya.

------

Sedangkan di dalam mobil. Pria tua itu yang ternyata adalah Donghae, menangis tergugu.
Anak yang telah dibuangnya saat anak itu masih berumur satu tahun.
Anaknya tumbuh menjadi anak yang manis, baik dan murah senyum.

Donghae benar-benar menyesal dengan kebodohannya dulu. Melihat Jeno tadi
hatinya berdesir bahagia.

Setelah cukup lama menangis di dalam mobil. Donghae segera melajukan mobilnya menuju rumah.

-----

Sorenya saat Jeno akan menutup tokonya, Jaemin datang dengan masih menggunakan pakaian kerjanya.

"Selamat sore Jeno~"

Jeno tersenyum manis membalas sapaan Jaemin.
Jaemin rasa lama-lama dia akan terkena diabetes. Jenonya sangat manis sekali!!!!!.

Jeno segera mengunci tokonya dan mereka pun pulang.

Setelah sampai di rumah Jeno, Jaemin mampir. Katanya dia ingin mencoba masakan buatan Jeno.

Jeno pun segera memasak. Jaemin hanya duduk memperhatikan Jeno dengan senyum lebar.
Ahh senang sekali bisa melihat Jeno memasak. Jeno terlihat cantik menggunakan apron biru mudanya.

Jaemin yang sibuk menghayal tentang Jeno tidak sadar bahwa makanan telah siap, dan Jeno memperhatikan Jaemin dengan bingung.

Sampai akhirnya Jeno menepuk lengan Jaemin. Membuat Jaemin gelagapan.

"Mari makan hyung"

Jaemin sekarang sudah lumayan mengerti bahasa isyarat. Dia dengan semangat mempelajarinya agar bisa mengobrol lebih mudah dengan Jeno.

Jaemin mencicip masakan Jeno.
Wahhh enak sekali!!!!.

Selesai makan Jaemin duduk di ruang tengah, sedangkan Jeno pergi mandi.

Jaemin gugup sekali sekarang ini. Dia ingin mengajak Jeno ke dokter. Dia telah bertanya pada temannya yang seorang dokter tentang Jeno.

Jaemin terperangah melihat Jeno selesai mandi. Jeno terlihat errr- seksi dengan kaos kebesaran berleher rendah dan celana sepaha.
Aihh stop Jaemin. Ada yang lebih penting yang harus dibicarakan.

"Jeno aku ingin bicara serius"

Jaemin mengambil kertas dan menulis apa yang ingin dia bicarakan.

'Jeno, setelah mendengar penyebab dirimu yang tidak bisa mendengar. Aku langsung membicarakannya dengan temanku yang merupakan seorang dokter. Dia bilang karena penyebab tuli mu adalah trauma, itu bisa disembuhkan walaupun sulit karena sudah sangat lama.
Aku tidak akan memaksamu tapi maukah kau melakukan terapi agar bisa mendengar ?. Jangan berpikir kalau aku malu dengan keadaanmu yang sekarang ini tapi aku ingin kau seperti orang lain. Aku ingin kau bisa mendengar.
Tidak usah dijawab sekarang. Aku akan menunggu. Ah ya tidak usah memikirkan biayanya ya (•‿•)'

Jeno membaca dengan serius. Dia terdiam.

"Apakah bisa hyung ? Tapi pasti biayanya sangat mahal hyung"

"Bisa sayang. Sudah kubilang tidak usah memikirkan biaya. Aku juga sudah membicarakan ini dengan keluargaku dan mereka semua setuju. Bagaimana ?"

"Uhm ok hyung aku mau (. ◜‿◝ ) terima kasih banyak hyung. Hyung seperti malaikat yang dikirimkan Tuhan untukku. Terima kasih hyung"

Jeno langsung memeluk Jaemin erat. Dia sangat berterima kasih dengan Jaemin.

"Besok kita ke rumah sakit ya. Aku akan menjemputmu siang"

Jeno mengangguk menjawabnya.
Jaemin tersenyum melihatnya. Imut sekali kekasihnya ini.








Tbc



Florist | JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang