Chapter 2

4.8K 497 22
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Sekarang ini Jeno sedang merajut. Akhir-akhir ini untuk mengisi kekosongan dia mulai belajar merajut. Saat ini dia mencoba membuat sebuah syal berwarna ungu, walaupun sulit tapi dia nenyukainya.

Malam tiba, Jeno pun segera beranjak tidur karena besok pagi dia akan membuka toko bunganya kembali.

-----

Pagi hari Jeno segera bangun dan mandi, tidak lupa dia pun membuat sarapan dan bekal untuknya makan siang.

Saat akan berangkat tidak lupa dia membawa payung putihnya.

'Ah hari ini cuaca cerah sekali'
Jeno tersenyum menatap matahari pagi ini.

Dia pun berjalan, cuaca pagi ini sangat membuatnya segar. Selama perjalanan dia pun tersenyum menyapa para tetangganya.
Ah entah kenapa hari ini dia merasa bahagia sekali walaupun sebelumnya juga seperti itu tapi... Entahlah hari ini terasa berbeda.

Setelah sampai Jeno segera membuka tokonya. Dia pun masuk dan mengambil peralatan untuk bersih-bersih. Saat sedang menyapu halaman depan tokonya dia melihat ada seorang ibu yang memperhatikannya dari seberang.

Jeno menghampiri ibu tersebut dan memberikannya setangkai bunga tidak lupa dia pun tersenyum dengan sangat manis.

Jeno ingin bertanya tapi dia takut ibu tersebut tidak mengerti bahasa isyarat. Dengan cepat dia menulis sesuatu di note nya.

'Selamat pagi nyonya, cuaca hari ini sangat cerah sekali ya ( ◜‿◝ ) apakah anda sedang menunggu seseorang?. Ah maaf saya tidak bisa berbicara dan mendengar'

Segera Jeno memberikan kertas note nya pada ibu tersebut dan ia pun membacanya.

Ibu itu pun hanya tersenyum dan menjawab dengan menggunakan bahasa isyarat. Jeno yang melihat merasa terkejut dan tersenyum bahagia.

"Terima kasih untuk bunganya ya nak. Aku sedang menunggu supirku yang akan menjemput. Ah ya cuaca hari ini sangat cerah ditambah dengan senyumanmu membuat pagi ini terasa hangat"

Jeno tersenyum malu, membuat ibu tersebut gemas. Ah dia jadi ingin mencubit pipi anak di depannya ini.

Mereka berdua pun mengobrol, hingga tak lama kemudian ada sebuah mobil yang berhenti didepan mereka.

"Ah Jeno supirku sudah datang. Terima kasih telah menemani ibu tua ini ya. Terima kasih juga untuk bunganya, kau benar-benar anak manis yang baik"

Ibu itu pun mengusap kepala Jeno. Dan pergi.
Untuk sesaat Jeno tertegun merasakan usapan lembut itu. Semasa nenek hidup, beliau selalu mengusap kepalanya lembut tapi entah kenapa saat kepalanya diusap lembut oleh ibu tersebut Jeno merasa ingin menangis saat itu juga.








Tbc

Vote dan Komen kalian membuat aku semangattttttttttt (◍•ᴗ•◍)❤

Florist | JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang