.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pria itu, Jaemin berjalan menyusuri tempat pemakaman. Ketika melihat pusara yang bertuliskan nama seseorang dia langsung berjongkok dan menaruh bunga di atas pusara.
"Hey sudah satu minggu semenjak kepergianmu ya. Yeonji bunga untukmu ini dirangkai oleh seorang pria loh. Dia pintar sekali bisa merangkai bunga dengan cantik seperti ini, dia juga sangat manis, saat dia tersenyum matanya pun akan ikut tersenyum. Ah ya namanya Jeno. Tapi sayang dia tidak bisa mendengar dan berbicara. Oh? Kenapa aku jadi membicarakannya ? Maaf ya yeonji hehehe"
Setelah cukup lama berbincang. Jaemin pun pulang ke rumah.
"Yeonji aku pulang ya, nanti aku akan kembali mengunjungimu"
-----
Di rumah. Jaemin disambut oleh kakak nya.
"Oh ? Kau sudah pulang Jaemin ?. Bagaimana ? Apakah kau membeli bunga di tempat yang aku rekomendasikan ?"
"Iya noona. Dia pintar sekali merangkai bunga. Bunganya sangat indah. Terima kasih telah memberi tau ku tempat itu. Ah aku ke atas dulu ya"
Irene. Kakak Jaemin tersenyum melihat adiknya itu. Ahhh tidak salahkan kalau dia ingin mempunyai adik ipar seperti Jeno hehehe.
Di dalam kamar. Entah kenapa Jaemin teringat dengan Jeno.
Hishhh kenapa dia imut sekali, wajahnya sangat manis apalagi ketika tersenyum. Entah kenapa hatinya berdesir bahkan melebihi saat bersama yeonji dulu.Tidak, tidak. Yeonji belum lama pergi tapi dia sudah seperti itu.
"Lebih baik aku mandi" monolognya.
-----
Tidak jauh berbeda dengan Jaemin. Setelah Jaemin pergi tadi Jeno segera menutup tokonya dan pulang ke rumah. Saat di rumah Jeno teringat dengan Jaemin.
Pria tadi sangat tampan, senyumannya pun terlihat tampan hehehe. Eh tapi sepertinya pria itu berasal dari keluarga yang kaya.'Tidak boleh Jeno. Kau dan dia sangat berbeda jauh. Lagipula siapa yang menginginkannya, dia sangat sempurna Jeno. Ingat siapa dirimu' ucapnya dalam sunyi.
Yahh benar. Semenjak dibuang oleh orang tuanya sendiri, Jeno selalu merasa tidak pantas. Tidak akan ada yang menginginkannya. Hanya nenek lah yang menerimanya dan mencintainya dengan tulus.
'Ahhh aku ingin tidur saja'
-----
Dua bulan berlalu. Jeno semakin dekat dengan orang yang dipanggil eomma olehnya. Wanita itu setiap hari mengunjungi toko bunga milik Jeno.
Wanita tua yang masih terlihat cantik dan muda itu bernama yoona. Setelah bertemu Jeno empat kali dia pun meminta suaminya untuk menyuruh anak buahnya mencari informasi tentang Jeno. Tapi entah kenapa sampai saat ini mereka belum mendapatkan informasi apapun. Informasi yang mereka dapatkan hanyalah, Jeno ditemukan oleh seorang nenek tua saat umurnya masih satu tahun. Dan dia dirawat oleh beliau sampai beliau tutup usia.
Setiap bersama Jeno dia selalu merasa sedih dan bahagia yang tidak dapat diungkap oleh kata-kata. Karena itulah Yoona sangat penasaran dengan Jeno.
Ketika di rumah pun dia selalu bercerita tentang Jeno pada suaminya, Donghae.
Donghae yang mendengar cerita tentang istrinya itu pun ikut penasaran dengan Jeno.Saat mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba.....
Klingg......
Pintu terbuka dan terlihat seorang pria masuk kedalam. Ternyata pria tersebut adalah Jaemin.
Dia tersenyum melihat Jeno sedang mengobrol dengan bahasa isyarat dengan seseorang. Dia pun segera menghampiri Jeno."Selamat siang nyonya, saya Jaemin. Selamat siang Jeno" sapanya dengan senyum hangatnya.
"Ya selamat siang nak Jaemin. Apa kau ada perlu dengan Jeno?"
"Ah iya nyonya, saya ingin memesan bunga untuk perayaan ulang tahun ibu saya. Jeno bisa tolong rangkaikan bunga untuk ibuku di hari ulang tahunnya sekarang ?"
Jeno menatap lamat dan kemudian mengangguk.
Selama Jeno sibuk merangkai bunga. Jaemin dan Yoona terlihat berbincang dengan seru.
Sampai Jaemin bertanya sesuatu."Maaf nyonya saya ingin bertanya. Apakah anda adalah ibu Jeno ? Kalian terlihat mirip, apalagi foto suami anda yang barusan anda tunjukan. Beliau sangan mirip dengan Jeno"
Yoona tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu. Dengan ragu dia pun menjawab.
"Hm bukan Jaemin"
"Eoh ? Kenapa anda terlihat ragu ?"
Menghela nafas Yoona pun menjawab.
"Sebenarnya aku telah mencari informasi tentang Jeno. Tapi tidak ada informasi berarti yang kami dapatkan"
"Kenapa anda tidak mencoba tes DNA ? Dengan itu anda bisa mengetahuinya kan"
Benar juga. Kenapa Yoona tidak terpikirkan hal itu. Dia merenungkan ucapan Jaemin.
"Ah Jeno bungaku sudah selesai ya ? Terima kasih ya. Bunga rangkaianmu selalu cantik. Ibuku pasti akan nenyukainya. Ah ya apakah kau mempunyai handphone ? Boleh aku meminta nomormu ?"
Jeno mengangguk menjawabnya. Dia segera mengambil handphone nya dari kantung celana. Yahh walaupun dia tidak bisa mendengar tapi Jeno masih bisa membaca.
"Ok sudah ya. Aku sudah menyimpan nomormu. Ah aku harus segera pulang. Sampai jumpa Jeno, nyonya"
Sepeninggal Jaemin. Yoona dan Jeno melanjutkan acara bincang mereka. Sampai pukul 2 siang Yoona pun pulang, sebelum pulang dia mengusap rambut Jeno dan mencabut satu rambutnya.
Di dalam mobil dia segera menaruh rambut Jeno di dalam tissue, melipatnya dan menaruhnya di dalam tas.
Sesampainya di rumah. Yoona segera menghampiri suaminya di ruang kerja.
"Sayang. Aku ingin tes DNA"
Donghae yang mendengar itu bingung.
Yoona pun melanjutkan."Aku ingin kita tes DNA. Selama ini kita terus mencari informasi tentang Jeno kan, dan tidak ada informasi yang berarti yang kita dapatkan. Jadi aku tadi mengambil salah satu rambut Jeno saat mengusap rambutnya untuk tes"
"Baiklah istriku, kita akan ke rumah sakit temanku"
------
Di rumah sakit Donghae menghampiri temannya yang merupakan seorang dokter di rumah sakit tersebut.
"Kyuhyun, hyung ingin melakukan tes DNA"
"Baiklah hyung. Mari ikut denganku"
Setelah melakukan serangkaian tes. Donghae dan Yoona pun diminta menunggu selama dua minggu. Mereka pun pulang ke rumah.
Tbc
Hehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Florist | Jaemjen
Fiksi PenggemarHidup dalam kesunyian selama ini membuatnya terbiasa This is jaemjen okay ? not nomin or jenjaem ( ◜‿◝ ) sorry aku nggak bisa bikin deskripsi