"Zil Zilaaa." Gadis itu mengguncang badan sahabatnya yang terlihat bengong."Ha, iya apa Ni?"
Zila menjawab dengan kaget""Lo kenapa? lo sakit? ato apa?jawab gue!!"
tanya Nia dengan tegas."Hah? gapapa kok gue baik baik aja."
jawab Zila dengan mulut yg sedikit bergetar. Entah apa yang Grazila rasakan sekarang sehingga dia tidak mau jujur ke sahabatnya itu.
"Lo boong kan? muka lo pucet tau kayak mayat."
"Beneran Evania yang cantik dan cerewet gue cuma---khawatir aja tadi takut kena poin makanya mungkin gue sampe pucet kayak gini."
"Yaudah kalo lo beneran gapapa
Tapi awas kalo ada sesuatu yang lo tutupin dari gue, gue pastiin gue bakal marah ama lo marahnya lama nih ga main main gue"
omel Nia."Iya Bu Nia."
jawab Zila dengan senyumnya.Jam pun menunjukan pukul 8:00 saatnya ujian di mulai.
"Selamat pagi anak anak seperti yang sudah saya umumkan kemarin hari ini ada latihan ujian, semuanya sudah pada belajarkan?"
tanya bu Rosa Bertubuh tinggi dan kurus itu."Sudah dong bu."
murid lain pun menjawab serentak.
Entah mereka benar benar sudah belajar atau berbohong.Zila pun khawatir karena semalam dia tidak sempat belajar dan malah ketiduran.
"Ni-Nia." bisik Zila.
"Ha-kenapa?" Jawab Nia.
"Gue semalem ga sempet belajar gimana Ni?" Zila dengan wajah melasnya.
"Hah, beneran lo? Ah gausah khawatir kan ada gue, lagi pula hari ini mapelnya gampang cuma mtk ma inggris doang mah gue kecil." Bisik Nia dengan gaya soknya tapi memang dia pinter sih kalo soal kedua mapel ini.
Nia memang gadis yang cerdas apa lagi soal dua mapel ini dia jagonya. Sangat jago bisa dikatakan Nia ini murid pertama tercerdas dari sekelas yang berisi 35 siswa siswi. Kalo Zila masih standar ga bodoh dan ga pinter juga. Dia berturut-turut mendapat peringkat satu dalam mapel matematika dan Inggris.
"Oke deh gue ga jadi khawatir kan ada lo hehe." Zila tertawa pelan.
"Gausah cemas ntar gue contekin."
ucap Nia tersenyum dengan menaik turunkan alisnya."makasih Nia cantik." ucap Zila dengan rasa syukur dan senyum manisnya.
Finally jam latihan ujian pun selesai.
"Baik anak anak latihan kali ini selesai bu Rosa permisi dulu dan silakan langsung pulang saja." ucap bu Rosa dengan tegas.
"Baik bu terima kasih." jawab murid-murid serentak.
"Huh finally selesai juga" ucap Nia lega.
"Em---btw makasih banyak ya Ni."
"Buat?" tanya Nia.
"Em buat semuanya." jawab Zila seraya tersenyum kearah Nia.
Nia pun tertawa, "apaan sih lo kayak sama siapa aja."
"Em yaudah yok pulang eh lo tadi pagi dah sarapan belom?"
tanya Nia."Em belom."
"Yaudah yok ke cafe depan makan gue juga belom sih hehehe" Nia meringis.
"ayok kalo gitu"
jawab Zila.Mereka berdua bergegas menuju cafe depan sekolah Sukma Mitra.
"Mba!!" Panggil Nia kepada pelayan cafe.
"Pesan pizza nya dong satu aja yg varian barbeque."
"Sama martabak mie/omletnya satu, Em terus jus jambunya 2 yaa."
"Udah itu aja, makasih."
°°°°°°
Beberapa menit
Selesai sudah mereka menyantap makanan di cafe itu.
mereka berdua pun istirahat sebentar."Gimana dah kenyang lo? apa mau nambah lagi? gih gapapa pesen aja kalo kurang." tanya Nia ke Zila.
"Enggak kok udah kenyang banget malah gue."
"Tadi kan Lo udah bayarin taksi sekarang giliran gue yg bayarin ini oke? tanpa penolakan dil." ucap Zila dengan tegas.
"yaudah deh gapapa itung-itung biar adil juga hahaha." Nia pun terkekeh pelan.
"Yaudah gue ke kasir dulu."
°°°°°°°
Dan tiba-tiba----
Blakkk!!kepala Zila mendadak berkunang kunang dan tanpa sengaja dia menabrak punggung seorang laki laki yang tidak ia kenal.
"Ahh astaga maaf-maaf." ucap Zila spontan.
Laki laki itu membalikan badan dan menahan tubuh Zila agar tidak terjatuh.
"Maaf kamu gapapa?"
pria itu pun bertanya dan menatap mata Zila.Grazila pun masi dengan keadaan kepalanya yg mendadak memusing pun langsung terjatuh lemas. Untungnya pria itu langsung sigap menahan badan dan kepala Zila agar tidak terbentur ujung meja cafe.
"Eh-eh mba bangun!" Laki laki itu menepuk nepuk pipi Grazila yang tidak sadarkan diri.
"Eh Zila, eh itu temen saya mas!"
ucap Nia terkejut."Dia pingsan tiba tiba tadi sempet nabrak saya."
dengan nada bingung pria itu menjawab."Sebentar mas tolong tahan sebentar ni saya cariin taksi kita bawa kerumah sakit terdekat." dengan cemas Nia mencari taksi kesana kemari dan akhirnya dapat dan beruntungnya itu taksi pak Kasim. Pria itu hanya bisa bengong dan menatap gadis yang terkapar di pelukannya itu.
Tanpa sadar dia mengatakan.
"CANTIK"
Lalu ia tersadar apa yang ia katakan tadi, "astaga ngomong apa gue." ucapnya di dalam hati.
"Mas ini ini taksinya udah ada tolong gendong masukin temen saya ketaksi." Pria itu masih terbengong menatap gadis yang ada di pelukannya itu.
"Mas denger ga sih?"
teriak Nia ke lelaki yang masih terbengong itu."Hah?,o iya mba." lelaki itu menoleh menjawab dengan nada sedikit gugup.
"Pak tolong bukain pintu nya." pinta lelaki itu seraya menggendong dan akan memasukan Zila ke dalam taksi pak Kasim.
"Oh baik."
jawab pak Kasim.Pria itu menaruh perlahan tubuh Zila di kursi bagian belakang taksi masih dengan tatapan yang sama entah tatapan apa itu.
"Makasih ya mas saya duluan."
ucap Nia berterima kasih.Lelaki itu hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Kemudian bergegas pergi. Nampak sekali dia terlihat seperti pria yang tidak banyak bicara terlihat seperti lelaki yang cuek.
°°°°°°
Zila sudah berbaring di ranjang kasur rumah sakit dengan keadaan tidak sadarkan diri dan dengan infus ditangannya.
"Jadi temen saya sakit apa ya dok?" Tanya Nia cemas dengan kondisi sahabatnya itu.
"Temen mba punya darah rendah ya? mungkin itu penyebabnya dan tolong bilang ke temennya jangan berfikir terlalu keras, ga serius kok mungkin besok udah boleh pulang." ucap dokter itu sambil tersenyum.
"Oh begitu syukurlah, baik dok terima kasih." Nia pun membalas senyum kepada dokter dan menunjukan ekspresi lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionJUDUL AWAL : Takdir Berkata Lain RESMI DIGANTI : OUR STORY °°°°° ᴀᴋʜɪʀ ᴛᴀᴋᴅɪʀᴋᴜ, ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍᴇʟᴇᴘᴀꜱᴋᴀɴᴍᴜ... °°°°° Secarik kisah dua insang yang berusaha bertahan melewati masalah demi masalah, mereka berusaha mencari dimana titik kebahagiaan itu berada...