20. Koma

137 5 0
                                    

"Brukk", badannya seketika tergletak ia tak sadarkan diri sehingga membuat Dinda dan Bara terlonjak kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Brukk", badannya seketika tergletak ia tak sadarkan diri sehingga membuat Dinda dan Bara terlonjak kaget.

"Astogfirullah", Dinda bergegas menghampiri Gadis yang terkapar lemas itu.

"Eh kodok," laki laki yang diambang pintu ruang operasi satu ini juga terkaget, langkahnya yang mondar mandir dari tadi terhenti.

"Astaghfirullah, Zila...bangun nak, Ya Alloh Bara ayo cepet tolong angkat Zila ke ruang rawat!"

"i-iya bun." ia menyingkirkan rambut gadis itu yang menutupi wajahnya, badannya yang tergletak ke kiri bagaikan tak ada lagi tenaga yang tersisa, dan secepatnya membawa Zila keruang rawat dengan gendongan yang diperintahkan Dinda ke Bara. Btw lumayan lah gendong cewe cakep, kapan lagi ye ga? Biasa buaya kelas kakap.

sejauh ini belum ada wanita yang benar benar membuatnya terpukau hingga benar benar membuatnya jatuh cinta, kebanyakan hanya dipermainkan untuk teman gabutnya saja. Kalo kata gue mah lelaki kek gini ni kalo uda nemuin satu orang yang dia cintai dengan tulus sepenuh hati mau satu triliun halangan pun bakalan di trobos sih.

Seorang pria yang terlihat terbaring seperti tak ada tanda tanda kehidupan di raganya, bernafas yang masih dibantu dengan alat dihidungnya, terdapat banyak selang ditangannya, ada alat pendeteksi jantung yang masih berdetak lemah, dikepalanya ada perban berwarna putih yang terlilit diseluruh tengkorak kepalanya, ada penyangga leher juga yang biasa digunakan untuk orang yang lehernya bermasalah.

Masih memakai baju berwarna hijau tua diruang rawat intensif yang VIP itu, ada satu orang wanita paruh baya berhijab yang tengah duduk dikursi sampingnya menatap penuh harap agar putranya cepat membuka mata, namun nihil. Operasi selesai dokter menyatakan lelaki itu mungkin akan koma entah kapan atau berapa lama waktunya dokter pun tidak dapat memastikan, bisa saja berhari hari, berminggu-minggu, atau bahkan yang paling buruk bertahun tahun.

ia dengan setia memegang tangan kiri Nathan dengan pipi yang basah kuyup tak kunjung kering, menatap kosong kearah putranya yang terbaring, dengan holter monitor yang tertempel kedada putranya itu sungguh ia tidak kuat menyaksikan.

"Gantengnya bunda, ko tidurnya lama banget sih nak, Athan ga kasihan bunda dari tadi nangis terus?" ucapnya dengan suara yang nyaris tidak terdengar dengan isakan tangis yang semakin menggebu gebu.

"Yaudah kalo Athan ga mau bangun sekarang, tapi besok harus janji sama bunda bangun ya? Athan gausah takut, bunda temenin ko, anak bunda gabakal sendiri, disini juga ada cantiknya Athan, dia pasti juga bakal sedih kalo liat Athan kaya gini terus." Tambahnya dengan senyum tulus yang terukir dibibirnya memberi semangat ke putranya itu dia yakin walaupun raganya terbaring tak berdaya tapi jiwanya masih hidup mendengar ucapan bundanya ini.

Kembali keruang rawat sebelah, terdapat gadis berseragam lusuh yang tengah terbaring belum siuman, disampingnya terdapat kursi yang diduduki satu orang pria yaitu Bara.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang