"Gaboleh, gue gaboleh sampe ketangkep sama mereka, gue harus kabur, iya, ayo Zil, ayo lari yang kenceng!" gadis itu belari sebisa mungkin menghindari orang tuanya kabur dari rumah.
"Nathan bantu gue, gue takut, kaki gue sakit Nath," Ucapnya di dalam hati berlari menyeret kaki kanannya, ia sudah sangat terlihat ngos ngosan.
ia berhenti sejenak bersembunyi dibalik semak- semak yang lebat. Badannya benar benar gemetar, niatnya Zila pulang ingin mandi air hangat dan ganti pakaiannya dan istirahat yang sudah basah malah jadi begini.
"Hish gue kan bawa hape, iya Nia gue harus telfon Nia," untung hapenya anti air dan tidak mati segera menelfon sahabatnya itu.
"Ayo Ni tolong angkat, gue takut, bantu gue!" telfon itu tak kunjung diangkat, mungkin Nia sudah tidur apalagi ini udah jam satu lewat tengah malam.
Setelah berkali kali Zila menelfon akhirnya panggilan ke tiga sahabatnya itu mengangkat juga. "Hah kenapa Zila, gila lo, lo galiat? Apa buta mata lo? Ini udah jam berapa Zila gue lagi mimpi indah kepotong jadinya kan, ah lu mah, RESE!" Sergahnya menjawab telfon dengan nada ngantuk dan sedikit emosi.
"Ni Nia tolong gue, tolongin gue Ni..." jawabnya dengan suara yang gugup dan pandangan yang menengok kesana kemari tanda waspada.
"Hah apa-apa? Kenapa lo? Ya gimana gue mau nolongin lo kalo lo aja ga jelas ngomongnya kek orang kumur tau ga? Ada masal..." Ocehannya terpotong oleh jawaban Zila.
"Gue di kejar begal Ni dia pake celurit," Mau ga mau Zila harus berbohong, Karna gamungkin juga dia to the point kalo dia lagi diburu oleh orang tuanya sendiri.
"WHAT?? REALLY?? you're not lying are you?" Cetusnya kaget.
"yes i'm not lying." Jawab Zila cepat.
"Oke oke, udah Zil lo dengerin gue baik baik ya, jangan kemana mana jangan berisik, stay disitu, eh tapi sekarang posisi lo dimana?" Tanya nya ke Zila, perasaan yang berisik dari tadi Nia deh hem.
"Gatau ni gue lagi ngumpet di semak semak gitu Ni."
"Sumpah gue takut."
"Gini aja lo sharelock right now."
"Iya Ni bentar, udah, tolong cepet ya Nia, sumpah gue takut."
"Jangan takut oke?"
"Tunggu gue."
"Haishh batrei gue abis lagi, Ya Tuhan tolong Zila, jangan sampe papa mama nemuin Zila." Lirih Zila dia benar benar bingung sekarang kalo dia kembali kerumah berarti sama aja menyeret dirinya sendiri ke neraka.
"Nath lo gausah khawatir, gue gapapa ko, ntar lagi kaki gue juga sembuh." Gumamnya mendekap erat badannya tak terasa secuil air matanya menetes entah nasib apa yang akan dia alami setelah ini, apakah Zila akan berhasil kabur, atau malah sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionJUDUL AWAL : Takdir Berkata Lain RESMI DIGANTI : OUR STORY °°°°° ᴀᴋʜɪʀ ᴛᴀᴋᴅɪʀᴋᴜ, ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍᴇʟᴇᴘᴀꜱᴋᴀɴᴍᴜ... °°°°° Secarik kisah dua insang yang berusaha bertahan melewati masalah demi masalah, mereka berusaha mencari dimana titik kebahagiaan itu berada...