-----------------
-------------------------Pagi pagi Zila sudah rapi sekali dengan rambut di ikat keatas menggunakan satu karet hitam, ia sudah mengenakan seragam sekolah putih biru juga menggunakan cardigan berwarna putih untuk menutupi memar biru di tangannya, warna putih adalah warna favoritnya. Memakai masker medis berwarna putih juga diwajahnya dan semua buku yang sudah ia pelajari didalam tas.
Tak lupa ia juga sudah memberikan salep itu lagi ke luka ujung mulut dan bagian tubuhnya yang memar.
Lalu bergegas untuk turun ke meja makan. Disitu terdapat kedua orangtuanya yang tengah sarapan bersama, Zila dengan rasa deg degan mendekat kearah mereka.
"Cepet sini makan!" ujar Elmira memerintah Zila untuk cepat sarapan.
Zila cepat menuruti dan langsung duduk dikursi tepat didepan papanya.
"Ngapain kamu pake masker segala!" tanya Angga dengan wajah datar.
"Em gapapa Pa." jawab Zila pelan, Zila benar benar duduk dalam posisi tidak nyaman.
"Kamu hari ini masih ada latun kan?" Tanya nya menyerngitkan alis.
"Em-masih Pa." jawab Zila sembari memakan sepotong roti.
"Udah belajar?" Zila hanya mengangguk pelan.
"Bagus kalo begitu." tambah Angga, ia langsung beranjak dari duduknya.
"Ayok mah." ia tanpa pamit langsung bergegas berangkat kerja dengan Elmira, Mira pun sama tanpa berpamitan dulu ke anak gadisnya itu.
"Paa---" baru saja Zila mau bicara tapi papa dan mamanya sudah terlihat memasuki mobil, ia ingin bertanya kenapa kartu ATM-nya tidak bisa berfungsi apa benar telah diblokir oleh angga.
"Non---" terlihat Bi Rani yang muncul dari belakang Zila dan memegang pundaknya.
Zila menoleh kaget "iya Bi kenapa?" Zila berdiri menghadap bi Rani.
"Coba sini Bibi liat." ia tiba tiba saja membuka masker Zila untuk melihat lukanya.
"Masih sakit?" Bi Rani bertanya.
"Ngga ko bi ni udah mendingan," jawab Zila tersenyum."Yang lain?" Tanya nya lagi memastikan.
"Aman ko Bi." ujarnya meyakinkan Bi Rani.
"Oh ya bi papa tadi nitipin uang saku Zila lagi ngga?" Tanya nya cemas, bagaimana Zila bisa berangkat sekolah tanpa uang sepeserpun.
Bibi tersenyum dan mengangguk pelan, "Iya tuh biasa ditaruh di laci tv."
"Ahh syukurlah..." Zila bernafas lega.
ia segera mengambil dari laci bawah tv, dan terdapat lima uang seratus ribu.
"Emang kenapa non? ada masalah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
أدب المراهقينJUDUL AWAL : Takdir Berkata Lain RESMI DIGANTI : OUR STORY °°°°° ᴀᴋʜɪʀ ᴛᴀᴋᴅɪʀᴋᴜ, ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍᴇʟᴇᴘᴀꜱᴋᴀɴᴍᴜ... °°°°° Secarik kisah dua insang yang berusaha bertahan melewati masalah demi masalah, mereka berusaha mencari dimana titik kebahagiaan itu berada...