°°°°°°°"Nath ngapain lo masih disini?" Tanya Zila setelah papanya masuk kedalam rumah, dengan wajah kaget karena tiba-tiba saja Nathan muncul menghadang tendangan papanya yang hampir mengenai perutnya.
"Mending lo pulang, gausa ikut campur urusan gue!" tambahnya lagi.
"urusan lo, urusan gue juga!"
"Ayo ikut!" Lelaki itu menarik tangan Zila untuk duduk di kursi taman yang terdapat disebelah rumah Zila.
"ih ngapain lo ngajak gue duduk disini? gue harus masuk Nath!"
"Gue tegasin sama lo ya Zil, sekarang lo itu tanggung jawab gue, jadi apapun yang lo alamin baik atau buruknya itu jangan pernah lo umpetin dari gue, dan satu lagi," Nathan mengangkat satu jari telunjuknya untuk menutup mulut Zila yang ingin menyela perkataannya.
"Tolong janji lagi sama gue mulai hari ini, gaakan ada yang lo umpetin! Mau apapun itu gue orang pertama yang harus tau semua yang terjadi sama lo, janji?" Tuturnya memegang kedua tangan Zila dan menatap matanya intens, ia berharap Zila bisa menjanjikan hal itu untuknya.
"Tapi Nath..."
"Gaada tapi tapian, mulai detik ini itu udah jadi komitmen kita, gaada yang boleh nutupin apapun dari satu sama lain, pundak gue sekarang udah sepenuhnya milik lo, Grazila bisa kapan aja menyenderkan semua masalahnya disini." Ucap Nathan sambil menerbitkan senyum tulusnya sembari mengusap pundak kiri gadis itu.
"Tolong Janjiin komitmen ini sama gue... sampai hanya Tuhan yang menentukan kapan akhirnya!" tambahnya lagi memegang kedua pundak Zila.
Zila yang sedari tadi menatap mata Nathan bingung harus merespon apa, terlihat dia sedang menutupi sesuatu agar Nathan tidak mengetahuinya.
Satu senyum manis yang terukir diwajahnya, "gue janji sama lo." ucapnya dengan tatapan sayu singkat tanpa embel-embel apapun.
"Maafin gue Nath, kalo suatu saat gue ingkar." ujarnya di dalam hati, entah apa yang sedang gadis itu sembunyikan sekarang, sehingga Nathan pun tidak ia izinkan untuk mengetahuinya.
"Gue pegang janji lo!" ia memegang kedua pipi Zila, gadis itu hanya merespon dengan senyuman paksa yang ia keluarkan dari bibirnya untuk meyakinkan Nathan.
"Yaudah gue masuk dulu." ia bergegas berdiri dari duduknya.
"Besok gue jemput lo jam 6 pagi Zil!" tuturnya menghentikan jalan Zila, ia berniat mengantar Zila sekolah sebelum kuliah.
Zila menoleh lalu mengangguk tanda mengiyakan.
"Eh tunggu Nath!" panggilnya menghentikan langkah Nathan yang ingin bergegas keluar.
"Hati-hati, kalo uda sampe rumah kabarin!" pintanya ke Nathan sambil menunjukan jempol tangannya.
Nathan hanya mengangguk dari kejauhan sambil tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionJUDUL AWAL : Takdir Berkata Lain RESMI DIGANTI : OUR STORY °°°°° ᴀᴋʜɪʀ ᴛᴀᴋᴅɪʀᴋᴜ, ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍᴇʟᴇᴘᴀꜱᴋᴀɴᴍᴜ... °°°°° Secarik kisah dua insang yang berusaha bertahan melewati masalah demi masalah, mereka berusaha mencari dimana titik kebahagiaan itu berada...