17. ungkapan ke PAPA

72 3 0
                                    

Tanpa sadar Zila tertidur dibahu Nathan, dengan hembusan angin yang sejuk sehingga membuatnya terlelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sadar Zila tertidur dibahu Nathan, dengan hembusan angin yang sejuk sehingga membuatnya terlelap. Pria itu masih setia membeku tanpa menggerakkan bahunya agar Zila merasa nyaman.

ia membuka kedua matanya perlahan, kedua matanya yang masih nampak layu. "Ya ampun udah jam berapa ni?" Gadis itu terlonjak kaget tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya.

"Gue harus pulang Nath!" pintanya menengok ke arah Nathan sambil mengucek-ucek kedua matanya.

"ayo gue anter."

"Wait bentar!" ia merapikan sedikit rambut depan Zila yang terlihat berantakan.

"Udah, ayo." mereka berdua bergegas bergandengan berjalan menuju mobil. Setelah beberapa langkah, tiba-tiba saja jalan Zila terhenti. Kakinya terasa mati rasa dan kaku sehingga tidak bisa melanjutkan jalannya, tapi ia dengan sekuat tenaga berusaha memaksakan.

"Ayo Zil lo pasti bisa!!" ucapnya panik didalam hati menyemangati dirinya sendiri.

"Kenapa Zil?" Langkah Nathan juga ikut berhenti melihat Zila yang berdiri kaku.

"Kaki lo kenapa?" Tanya nya setelah melihat Zila seperti ada masalah dengan kakinya membungkuk kan badannya dan memegang kedua kaki di area lutut Zila.

"Oh anu--- ini kaki gue cuma keram aja kayaknya, jadi ga bisa buat jalan." Zila berbohong untuk menutupi sesuatu.

"Sini pegang pundak gue!" pintanya, seketika pria itu menggendong tubuh Zila dipelukannya.

"Eh!" Zila terkejut tanpa aba aba Nathan membopong badannya untuk masuk kedalam mobil.

Empat bola mata mereka bertatapan sangat dekat gendongan hangat dan nyaman Nathan berikan untuk Zila, senyuman singkat nan tampan itu ia keluarkan dari bibirnya, memandang wajah Zila selama beberapa detik. Gadis itu hanya bisa terdiam masih sembari menatap mata cowo yang tengah menggendong tubuhnya itu.

ia dengan hati hati memasukkan Zila kedalam mobil.

Brakk

pintu mobil pun ditutup. "Gimana masih keram?"

"Masih ga bisa digerakin?" Tanya nya memastikan menyentuh kedua mata kaki Zila.

Rasa kaku itu semakin terasa, seakan akan menjalar ke seluruh tubuh Zila namun dengan sekuat tenaga ia menutupinya dengan senyuman.

"Udah mendingan ko, ntar juga sembuh." tuturnya meyakinkan Nathan yang nampak menunjukan raut wajah cemas.

"Beneran lo gapapa kan Zil? gaada yang lo tutupin dari gue kan?" Tanya nya meraih pipi kiri Zila dengan satu tangan kirinya gadis itu menatapkan pandangannya ke arah dua bola mata Nathan.

"Hah nutupin apa? eng-gaada yang gue tutup tutupin dari lo Nath, orang ini cuma keram biasa aja, gausah lebay deh." jawabnya langsung memalingkan wajahnya kearah depan meyakinkan Nathan dengan tawa kecilnya.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang