29. Ingatan itu

62 5 0
                                    

~Sejauh apapun ingatan itu pergi, rasa Rindu akan mengembalikannya lagi, mulut mungkin bisa berbohong tapi hati tidak mudah dibohongi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Sejauh apapun ingatan itu pergi, rasa Rindu akan mengembalikannya lagi, mulut mungkin bisa berbohong tapi hati tidak mudah dibohongi~



°°°°°°¥°°°°°°


Satu tangan seorang pria mengulurkan sapu tangan untuk gadis itu yang masih terduduk menangis tersedu sedu direrumputan hijau.

"Hapus air mata lo...." ucap pria yang tengah berdiri disamping Zila, membuat gadis itu menghentikan tangisnya lalu perlahan mengangkat kepalanya untuk melihat siapa pria itu.

Zila mengerutkan kedua alisnya keempat mata itu bertatapan satu sama lain.
"Astaga, lo mimisan?" Pria itu terkaget darah segar keluar begitu saja dari dua lubang hidung Zila, ia berniat untuk mengelap menggunakan sapu tangan namun gadis itu mendorong dan membuat tubuh pria itu terjatuh kererumputan hijau itu, Zila spontan mengelap hidungnya menggunakan tangan kanannya lalu bola matanya membulat melihat darah berada ditangannya.

"Ngga..." gadis itu menggelengkan pelan kepalanya, tangan kirinya mendadak menyentuh puncak umbun umbun kepala, rasa sakit itu....datang lagi rasanya seakan otaknya sedang digerogoti sesuatu.

"Akhh--sakit..." ia meremas rambutnya dengan sangat kencang sambil merintih kesakitan, lelaki itu menunjukkan wajah cemas lau segera mendekat ke arah Zila.

"Mba...mba kenapa? apanya yang sakit?"

"Kepala mba kenapa?" kepala gadis itu terjatuh didada lelaki yang berada didepannya, Zila tak sadarkan diri, melihat gadis yang tak ia kenal pingsan dipelukannya pria berkemeja hitam itu mengerutkan kedua alisnya, berdiam sejenak.

"Haiss, shit!" ia segera mengendong tubuh wanita itu dan memasukkan kedalam mobilnya.

Mendudukan tubuh Zila disampingnya lalu memasangkan shift belt, tangannya meraih tangan kanan Zila ia mengecek denyut nadi gadis itu.

"Denyut nadinya lemah banget, ni cewe lagi sakit parah kayanya,"

"Bertahan ya!" ia menggenggam singkat tangan Zila dengan wajah cemas sambil berkeringat merasakan badan Zila yang dingin dan wajahnya yang nampak sangat pucat, lelaki itu segera menancap gas mobilnya menuju rumah sakit.

satu selang infus sudah terpasang ditangan kiri gadis itu, dan selang oksigen sudah terpasang dilubang hidungnya. Zila sudah berada di UGD sekarang.

"Sus tolong ambilin alat kejut jantung, CEPET!" perintah dokter berjas putih melihat garis lurus dimonitor gadis itu.

"Bertahan, lo harus bertahan! lo gaboleh kalah!" ucapnya didalam hati sambil berusaha menggunakan alat kejut jantung dokter itu berusaha sekuat tenaga untuk menolong gadis itu dengan mata yang memerah dan wajah yang cemas.

Akhirnya usaha itu tidak sia sia seakan Tuhan mengembalikan nyawa gadis itu, dokter itu menghembuskan nafasnya lega sambil mengelap keringat dijidadnya.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang