[EPILOG] 31. Akhir Takdir

159 7 0
                                    

"Harapan dan Kebahagiaan adalah cara manusia untuk tetap bertahan, jika tidak ada kebahagiaan di sekeliling mu jadilah kebahagiaan di sekitarmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Harapan dan Kebahagiaan adalah cara manusia untuk tetap bertahan, jika tidak ada kebahagiaan di sekeliling mu jadilah kebahagiaan di sekitarmu." ~Nathan Virnandez.

°°°°°°°


Kedua mata Zila membulat sempurna disertai mulutnya yg sedikit terbuka. keempat mata itu bertatapan cukup lama sampai akhirnya Zila mengeluarkan suara.

"Nat-Nathan?" ucapnya pelan namun bisa terdengar jelas oleh pria ber kemeja putih dengan blazer berwarna abu tua itu.

Cowo itu tersenyum tipis, setelah sekian lamanya ia tak melihat orang yg pernah singgah di hatinya itu orang yg pernah menjadi bagian dari kebahagiannya.

Nathan mengulurkan tangan kanannya untuk membantu Zila berdiri.
Tanpa basa basi Zila menerima uluran tangan pria itu. "Kamu kenal saya?" tanyanya mengangkat kedua alisnya.

"Ni," Nathan meraih telapak tangan Zila dan menaruh saputangan itu di tangannya.

Tatapan gadis itu mendadak sedikit blur, kepalanya terasa pening lagi tubuhnya sedikit ingin tumbang namun di tahan oleh Nathan, gadis itu akhirnya kembali jatuh kepelukan dada bidang milik lelaki itu kembali.

Lelaki itu hanya diam dengan raut wajah terkejut merasakan semakin erat Zila memeluknya membuat hatinya berdebar kencang sehingga Zila bisa mendengarnya karna telinganya menyentuh pas di dada Nathan.

"Gue mohon sebentar aja, jangan dilepas dulu." lirihnya pelan, nyaman itu yg ia rasakan saat ini, tetesan dari matanya kembali jatuh satu persatu.

Nathan hanya berdiri diam sambil sedikit meneguk liurnya, kedua tangan lelaki itu sedikit terangkat ragu untuk menyentuh punggung Zila, tepukan pelan gadis itu rasakan dari kedua tangan Nathan, entah kenapa keduanya merasa nyaman dengan pelukan itu.

Zila perlahan melepas pelukan eratnya.
"Makasih ya, udah ngizinin aku." Nathan hanya menatap heran gadis didepannya ini ia seperti tidak asing melihat wajahnya.

Zila hendak beranjak membalikan badannya untuk pergi namun tangannya lebih dulu di tarik Nathan pria itu hendak mengajak Zila kesuatu tempat.

"Duduk," ucapnya menyuruh Zila untuk duduk di kursi depan gedung itu. Zila hanya terdiam sambil menuruti perkataan Nathan.

Cowo ber blazer abu itu menjongkokan tubuhnya dan meraih sepatu putih Zila yg terlapas untuk dipasangkan kembali.

Cowo ber blazer abu itu menjongkokan tubuhnya dan meraih sepatu putih Zila yg terlapas untuk dipasangkan kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang