10. Keajaiban

116 9 0
                                    

Lelah boleh, tapi menyerah bukan jalan keluarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelah boleh, tapi menyerah bukan jalan keluarnya. ( ◜‿◝ )♡💜



'''''

Perlahan kedua matanya mulai tertutup dengan keadaan terkapar, suara sesak nafas dan lirih rasa sakit sudah tak terdengar lagi.

Perlahan kedua matanya mulai tertutup dengan keadaan terkapar, suara sesak nafas dan lirih rasa sakit sudah tak terdengar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tik,tok,tik, tok....
(suara jam berdetak setiap detiknya).

Tak berselang lama Tuhan menunjukan keajaibannya, setelah beberapa menit ia tergletak tak berdaya di atas lantai kramik yang dingin itu sendirian tanpa ada satu orang pun disana, sepi, sunyi.

ia kira akan mati saat itu juga, tapi Tuhan masih belum mengizinkannya untuk pulang, masih banyak tugas yang belum ia selesaikan, ia masih harus membahagiakan seseorang yang telah menjadi takdirnya.

Kedua bola matanya mulai terbuka sedikit demi sedikit, mulutnya pun juga terbuka menganga merasakan udara yang sejuk memasuki lubang hidung, mulut hingga tenggorokan sampai ke paru paru, pandangannya mulai melihat ke kanan dan ke kiri, dadanya yang tadi terasa sangat sakit, sesak dan nyeri kini sudah hilang, entahlah seperti seakan terbawa kabur oleh angin.

Tragedi apa yang baru saja dia alami sekarang? jelas jelas maut sudah didepan mata tapi ternyata seperti ada sesuatu yang menghalanginya.

dengan bergegas ia terduduk, spontan ia memegangi dada bidang sebelah kiri miliknya yaitu pusat dimana jantungnya berada.

"Rasa sakit itu hilang kemana?", batinnya dalam hati sejenak.

Dia nampak tak percaya apa yang baru saja ia alami. Nathan segera bangun dari duduknya untuk berdiri, jalannya masih sedikit terpatah patah, badannya masih terasa sedikit lemas.

ia mulai melangkahkan kakinya memasuki lift, walaupun rasa sakit itu hilang tapi raut mukanya masih nampak pucat.
Kini ia sudah sampai di lantai bawah dimana para satpam berjaga.

"Eh-eh den Nathan kenapa?"
tanyanya yang melihat Nathan berjalan sempoyongan dengan keadaan lusuh sendirian.

Pak satpam itu sudah sangat mengenal Nathan, karna papanya yg sudah terkenal sangat baik dan ramah, apa lagi ia seorang CEO siapa juga yg tidak kenal.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang