7. deadline

86 11 4
                                    

Mereka berdua pun dihadapi dengan keadaan bingung, disatu sisi Zila sudah terlambat untuk latihan ujian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka berdua pun dihadapi dengan keadaan bingung, disatu sisi Zila sudah terlambat untuk latihan ujian. Disisi lain Nathan bisa saja langsung berangkat kekampusnya walaupun sedikit telat. Namun mana tega meninggalkan Zila di trotoar jalan sendirian.

Zila pun di mobil dalam keadaan gelisah memikirkan nasibnya nanti, jikalau mama papanya tau semalaman dia tidak pulang apalagi sampe berduaan sama cowo bisa bisa dia di amuk.

"Gue anter lo pulang dulu sekarang." ujar Nathan spontan mengarahkan duduknya kearah zila.

Zila mengedipkan matanya dua kali mendengar ucapan Nathan barusan.

"Lo kan ada kampus pagi"
Sela Zila sambil menelan ludahnya. Dia takut kalo Nathan mengantarnya pulang bisa nambah masalah lagi.

"Itu masalah gampang yg penting gue anter lo pulang dulu." jawab Nathan serius.

Dia memundurkan mobilnya lalu mengegasnya begitu saja.

"Eh-eh lo mau bawa gue kemana?"
tanya Zila kaget, tiba tiba Nathan mengegas mobilnya begitu saja.

"Kerumah lo!" jawab Nathan singkat.

"Emang lo tau rumah gue mana?"
tanya Zila sambil menyerngitkan kedua alisnya.

"Ga sih." Nathan menjawab sambil menggaruk belakang lehernya yg tidak gatal".

"ya makanya kasih tau dong."
tambah Nathan lagi.

Zila hanya diam tidak menggubris perkataan Nathan dia bingung sekaligus takut jikalau Nathan mengantarnya pulang nanti malah memperburuk keadaan.

"Lo budeg ya?" ucap Nathan menolehkan kepalanya sebentar kearah Zila.

"Hah? mana ada gue budeg!"

"Gue cuman---" Zila menggantung omongannya.

"cuman budeg??"  Ucap Nathan tersenyum melirik kearah Zila.

"Biarin gue budeg yg penting cantik uwlokk!" Sela Zila dengan menjulurkan lidahnya dan tatapan meledek ke arah Nathan.

"Udah turunin gue sini aja."
dia tidak mau Nathan mengantarnya pulang dan sampai terlibat masalah hidupnya.

"Kenapa emang?"

"ya gapapa cepet minggir turunin gue disini!" Pinta Zila untuk Nathan memberhentikan mobilnya.

"Kalo gue ga mau?" celetus Nathan sambil mengerutkan dahinya.

"ya lo harus mau karna ini perintah gue!" Bantah Zila dengan nada bicara yg ditinggikan.

Nathan melihat dompet mungil di saku sebelah kanan kaos Zila, dan langsung mengambilnya.

"Eh ngapain ngambil dompet gue?"

Nathan memperhentikan mobilnya sebentar dipinggir jalan dan mulai menggledah dompet Zila lalu mengambil kartu ktpnya dan segera melihat alamat rumahnya.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang