"Nathan YaAllah sayang, anak Bunda." Suara histeris itu terdengar sangat nyaring wanita paruh baya itu memeluk tubuh tinggi nan kekar suaminya menangis seakan tak kuat menyaksikan putranya seperti itu.
"Tolong semua keluar dulu, biar dokter yang menangani." Ucap satu orang suster menyuruh Dinda, Angga, Ara dan Zila untuk segera keluar dari ruangan.
"Ngga dok saya mau nemenin anak saya disini." Jawabnya seraya melepaskan pelukan suaminya.
"Maaf ya ibu tolong kerjasamanya." Tutur dokter berkacamata.
"Ayok Bun kita keluar, serahin semua sama dokter, ya?" Bujuk Angga ke istrinya, dan akhirnya Dinda menuruti kata suaminya itu, diiringi dengan Ara keluar ruangan, dan yang terakhir adalah Zila. sebelum keluar gadis itu mendekat kembali ke ranjang Nathan yang masih meronta ronta.
"Dok saya izin meluk Nathan sebentar boleh?" Ucapnya menatap dokter berusaha mengembangkan senyumnya walaupun matanya sedang berderai air mata. Dokter itu menganggukan permintaan gadis itu.
"Bertahan ya Nath, aku tunggu kamu bangun." Kata lembut sembari berusaha memeluk tubuh lelaki yang masih meronta itu kepala gadis itu ia letakkan didada kekar kekasihnya dengan air mata yang terus mengucur keluar. Tak lama ia langsung melepas pelukannya, "Dok tolong sembuhin Nathan." Ucapnya sangat berharap dengan mata yang berkaca kaca.
Dokter berjas putih itu mengagumkan kepalanya, "Tolong keluar ya, kami akan berusaha semaksimal mungkin." Tuturnya menyuruh gadis itu segera keluar, dokter berkacamata itu terlihat memandang Zila dengan tatapan iba.
Akhirnya Zila keluar dari ruang rawat Nathan terlihat diruang tunggu terdapat Dinda yang terduduk masih menangis sambil memeluk suaminya, sedangkan Ara terlihat berusaha menenangkan Dinda ia duduk disampingnya.
Sembari sedikit melirik Zila yang masih berdiri didepan pintu dengan tatapan semirik.
°°°°°°°°
Disekolah Sukma Mitra gadis mungil itu tengah duduk dikantin, memakan semangkuk mie ayam tak selera, makanan itu hanya dia aduk aduk. Satu suapan mie ia makan.
"Uwolkk, gaenak banget dah." Celetuknya memuntahkan mie itu kemangkuk lagi.
"Hihh, bete deh gue, udah Zila ga berangkat Pak Kasim juga lagi libur, terus gue pulang naik apa? Yakali jalan kaki." Gumamnya entah moodnya hari ini tengah rusak sepertinya.
Gadis dengan rambut yang terurai dan berponi itu mendirikan badannya, "Mak Cin ni uangnya Nia taro meja."
"Oke say." Jawab Mak Cin, namanya itu Cinta siswa siswi sini sering manggil dia Mak Cin, Saat ia hendak berjalan tubuhnya sedikit tertabrak dengan Nino si cowo berkacamata Wibu itu.
"ih pake mata dong kalo jalan." Ucap Nia kesal dan terdengar ketus.
"Eh, sumimasen Ni." Jawabnya setengah menggunakan bahasa Jepang dan membuat Nia tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionJUDUL AWAL : Takdir Berkata Lain RESMI DIGANTI : OUR STORY °°°°° ᴀᴋʜɪʀ ᴛᴀᴋᴅɪʀᴋᴜ, ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍᴇʟᴇᴘᴀꜱᴋᴀɴᴍᴜ... °°°°° Secarik kisah dua insang yang berusaha bertahan melewati masalah demi masalah, mereka berusaha mencari dimana titik kebahagiaan itu berada...