°°°°°°°Tiba tiba saja saat Zila tengah asyik mengajak ngobrol Nathan tersentak kaget karna satu pria yang terlihat berumur seperti papanya masuk keruangan Nathan disusul dengan satu orang cewe yang terlihat masih remaja tengah menyeret koper.
Zila terlonjak kaget dan langsung berdiri lantaran ia tidak mengenal mereka berdua.
"Kamu siapa?" Satu ucapan terlontar dari mulut om om itu sambil menunjuk Zila.
ia bingung harus menjawab apa, ia menundukan kepalanya lalu menjawab,"Saya Zila om," dan bergegas menghampiri pria paru baya tinggi berkemeja putih itu. ia menyalimi tangan Om itu.
Satu cewe yang entah siapa melihat semirik kearah Zila seakan tak suka.
"Kamu kenal anak saya?" Tanyanya bingung.Lagi lagi Zila terlihat canggung. "Emm---Zila sahabatnya Nathan om." Dia baru tau berarti om om ini papanya Nathan.
Entah mulutnya malah menjawab bahwa Nathan hanya sekedar sahabatnya.
"Oh sahabat." Terlihat ekspresi lega yang ditunjukan pria paru baya itu."Kenalin ini Ara tunangannya Nathan." Cetusnya sembari menoleh sekejap kearah gadis yang disampingnya.
Deb
Zila terlihat menatap tak percaya, mana mungkin Nathan punya tunangan Bundanya bilang selama ini Nathan belum pernah menyukai siapa siapa, bahkan berinteraksi dengan wanita pun jarang.
Seketika jantungnya berdebar kencang, perasaannya sangat tercampur aduk mendengar itu dari mulut papa kandung kekasihnya sendiri. Jadi Zila harus percaya dengan siapa? Apa Nathan membohongi dirinya? Lantas apa Bunda Dinda juga begitu?.
ia nampak terbengong tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Lalu cewe didekat papanya gadis itu menyodorkan tangan kanannya.
"Kenalin saya tunangannya Nathan, panggil aja Ara, tadi siapa namanya Zila kan?" Keadaannya menjadi berubah rasanya seakan mimpi buruk, apa Mataharinya kini akan menghilang. Tangannya bergetar menjabat uluran tangan cewe itu.
"i-iya Zil-Zila." Jawabnya sedikit gagap sambil memaksakan bibirnya untuk tersenyum ramah.
"Gimana kondisi anak om? Udah membaik?." Tanyanya memandang sekilas putranya."Masih sama om." Jawabnya.
"Loh Bundanya kemana? Ko ga jagain putranya malah nyuruh kamu?." Cetusnya seakan tak suka dengan Zila."O-itu Bunda Dinda lagi diruangan dokter, katanya ada yang mau diomongin." Jawabnya masih berusaha menerbitkan senyum.
"Oh gitu yaudah Ara kamu nemenin Nathan dulu ya, Om mau jemput Tante kamu dulu." Tuturnya seakan Zila yang berada didepannya diabaikan. Lalu bergegas keluar begitu saja dari ruang rawat Nathan.
Cewe dengan rok jeans dan baju rajut berwarna cream itu berjalan seakan tak ada sopan sopannya menaruh koper di atas sofa begitu saja.
"Huh--- cape banget, ngapain lo masih disini?" ia mendudukan tubuhnya dikursi dekat ranjang Nathan, Tak disangka ucapan itu keluar kasar dari mulut Ara untuk Zila seakan mengusirnya.
Zila membalikkan tubuhnya menatap Ara heran. "Nemenin Nathan." Jawabnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY [END]
Teen FictionJUDUL AWAL : Takdir Berkata Lain RESMI DIGANTI : OUR STORY °°°°° ᴀᴋʜɪʀ ᴛᴀᴋᴅɪʀᴋᴜ, ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍᴇʟᴇᴘᴀꜱᴋᴀɴᴍᴜ... °°°°° Secarik kisah dua insang yang berusaha bertahan melewati masalah demi masalah, mereka berusaha mencari dimana titik kebahagiaan itu berada...