23. Cincin

45 5 0
                                    

           ¥¥¥¥¥¥¥¥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


¥¥¥¥¥¥¥¥

"Udah belum ni ngrumpinya? lo bedua ni lagi gibah ato dongeng dah?" Celetus Bara menyekal pembicaraan dua gadis itu yang tanpa dia sadari sedang membicarakan dirinya.

"Dih Lo nguping ya dari tadi?" Ucap Nia menoleh kearah belakang melihat Bara tengah berdiri menempelkan kepala dan tubuhnya di dinding.

"Biar menambah wawasan," jawabnya meringis menaik turunkan alisnya. Emang tu cowo genit abis.

"Yaudah ya Ni besok kita bicara lagi, udah hampir subuh juga, oh ya besok gue izin ga berangkat sekolah dulu, tolong buatin surat izin gue ya, bilang aja gue lagi sakit." Tuturnya ke Nia ia memang ingin sekali fulltime menjaga kekasihnya walaupun cuma satu hari.

"Lo bener mau nginep disini?" Serunya memegang kedua tangan Zila, saat ini dia belum mau jujur kalau dirinya sedang ada masalah terhadap kedua orang tuanya.

ia mengangguk kan kepalanya.
"Yaudah gih pulang ntar dikawal sama Bara." Ujarnya melirikan matanya ke Bara yg berada di belakang Nia.

"Hah gue dikawal dia?"

"Ogah banget gue bisa balik sendiri kali." Selanya menolak padahal ini juga demi kebaikan Nia udah terlalu larut juga takutnya nanti ada begal di jalan malah.

"Lumayanlah." Batin bara dalam hati, tu buaya pasti kesenengan.

"Plis jangan nolak ya." Ucap Zila memegang telapak tangan Nia untuk membujuknya.

Jam rumah sakit juga sudah menunjukan pukul 2 ga baik juga cewe pulang sendirian dijam segini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam rumah sakit juga sudah menunjukan pukul 2 ga baik juga cewe pulang sendirian dijam segini.

"Hish yaudah deh mau gimana lagi kalo yang minta lo." Akhirnya dia mau juga.

"Yaudah Bar titip sahabat gue ya, anterin sampe rumah jangan sampe ada yang lecet." Peringatnya ke Bara yang sedari tadi dibelakang Nia.

"Okeh ayok, eh ntar gue belom tau namanya siapa?" Tanya nya ke Zila pasalnya ia lupa memberi tahu.

"Panggil aja Nia!" Jawabnya.

"Oh Nia, bagus juga, oke ayok gas." Tuturnya excited ingin mengantar gadis mungil itu pulang.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang