6. Masalah

106 11 0
                                    

Tin tin tinnn!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tin tin tinnn!!

Suara klakson mobil berbunyi keras, mengganggu telinga setiap orang yang mendengarnya.

"Dog-dog-dog" suara ketukan kaca mobil yang terdengar nyaring di telinga.

"Woi Bangun woi!" terdengar suara pria paru baya tengah menggedor jendela kaca mobil Nathan.

Nathan dan Zila pun terbangun mendengar suara bising itu. Zila mengusap matanya yg masih terlihat ngantuk dan layu itu.

Nathan pun dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul setelah bangun tidur terkaget lalu segera turun dari mobil.

"Permisi ada apa ya pak? kok gedor kaca mobil saya?" tanya Nathan kepada bapak paru
baya tersebut.

"Ngapain ngapain nih liat mobil pada macet gegara mobil lo yg berenti seenaknya di jalan raya", sentak bapak tersebut.

"Mentang mentang mobil bagus seenaknya aja parkir sembarangan!"

"Astaga!!" Nathan pun baru tersadar kalo mobilnya tengah menghalangi kendaraan lain. Entah kenapa padahal mobilnya sudah terparkir di pinggir tapi masih saja menghalangi.

Dia menggaruk kepalanya yg tidak gatal. "Mohon maaf ya pak semalem saya ketiduran disini, sebentar saya pindahkan dulu."

Bapak itu menunjuk Zila yg masi berada di dalam mobil, "Eh ntar tu siapa yg didalem? jangan jangan kalian berbuat mesum ya??" sergah bapak itu  dihadapan Nathan dengan nada tinggi.

Nathan pun melotot kaget dengan perkataan bapak bapak tersebut, "enggak kok pak!!" bantah Nathan untuk membela diri.

"Halah, jangan bohong," Sela bapak bapak itu balik.

Karena kerusuhan yg dibuat bapak bapak itu semakin banyak orang orang mengerumuni mobil Nathan.
Nathan pun mulai geram dengan perlakuan pria tua yg di hadapannya ini.

Karena dia dituduh yang engga engga mana didepan umum lagi,mau dia taruh mana harga dirinya.

"Jangan asal ngomong dong pak itu adek perempuan saya, malah seenaknya di katain mesum."
Tuturnya baik baik menjelaskan.
Dia tahu walaupun agak sebal, itu tetap orang tua yang harus dia hormati.

"Maaf, bapak mau saya tuntut atas fitnah ini?" Ucap Nathan dengan sedikit tegas sambil mengepal tangan kanannya.

Nathan terpaksa berbohong, kalau tidak urusan ini akan semakin panjang dan bisa bisa dia dan Zila di hakimi masyarakat atas fitnah ini. Dia tidak terima di fitnah fitnah seperti ini apa lagi didepan umum, itu membuat kesabarannya habis.

Pria paru baya itu pun tidak bisa berkutik dan hanya bisa terdiam ditempat sembari diberi sorakan terhadap orang orang yg melihat kejadian itu.

"Huuu..."

"Huuuu!!"

"Makanya pak jangan asal nuduh!!"

"Iya tu!!" Saut ibu ibu lainnya.

"Tau orang itu adeknya dikata mesum." saut lagi satu orang wanita muda.

Nathan pun langsung bergegas masuk kedalam mobil. Dan melenggang pergi dari tempat itu dengan sisa emosi tentang kejadian yang sedikit membuat kesabarannya habis tadi.

Zila bingung harus berbuat apa didalam mobil. Bisa dilihat dari raut wajah Nathan yg masih terlihat memendam amarah.

"Maafin gue," Ucapnya sambil menundukan  kepalanya.

Shittt!!

Lelaki itu mengerem mobilnya mendadak.

"Akhh", Zila terkaget sampai kepalanya hampir terpentok di dashboard mobil itu

"Jangan ngerem mendadak dong jantung gw ampir copot ni!" ujar Zila spontan.

Nathan menghadap Zila sambil tersenyum miring, "Gimana jantung lo aman kan?" tanya nya tiba-tiba.

Zila melotot sebal, "Ga-ga aman lo ga denger tadi jantung gw ampir loncat! Kalo gue mati karna jantungan gimana ha?"

"Lo mau tanggung jawab?" Ujarnya dengan nada yang ditinggikan.

Nathan hanya menggeleng gelengkan kepala nya sambil tersenyum melihat tingkah lucu gadis disampingnya ini. Menurutnya saat Zila marah itu tidak ada aura menakutkanya sama sekali.

"Gue bakal tanggung jawab kok."
jawab Nathan serius sambari menatap Zila.

Zila hanya terbengong mendengar itu.

"Gausah minta maaf lo ga salah." Ujar Nathan.

"Gara gara gue lo kena hakim sama bapak bapak tadi, gara gara gue juga lo difitnah yang enggak engga..." ucap Zila merasa tidak enak dengan Nathan karenanya Nathan dipermalukan dan jadi korban fitnah.

"Kalo gue ga mau maafin gimana?"
tanya Nathan dengan wajah songongnya sambil menahan senyum.

"Dih." Zila bergedik sambil sedikit melototkan dua bola matanya disertai kerutan di alisnya dan memandang dekat wajah lelaki tersebut.

"Ya-ya lo harus maafin lah.."
Zila menjawab dengan nada gagap sembari menggesek-gesekan jempol kukunya dan menundukan kepala.

Nathan hanya diam dan menatap gadis cantik itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan sembari terukir senyum miring dibibir box smilenya itu.

"Emmm---Yaudah gue maafin."
Jawab lelaki itu masih stay menatap Zila.

Zila menghembuskan nafasnya lega.
"Nah gitu dong jadi orang tu harus pemaaf." Ucap Zila dengan pandangan ke arah depan, dia tidak berani eye contact dengan Nathan dan malah menjadi salah tingkah nantinya.

"Yaudah ni sekarang gue harus anter lo kemana?"

"Ke rumah? cepet kasih tau alamat rumah lo." tanya nya ke zila.

"Astaga gue lupa kalo hari ini gw ada jam ngampus pagi." celetus Nathan tiba-tiba.

"Mampus dah gue." Cowo itu sambil menepuk jidadnya.

"Astaga gue juga, gue kan masih ada latihan ujian! Mati gue." Cetus Zila juga berucap sambil menutup wajah dengan kedua tangannya pertanda bingung.

Zila pun sampai kelupaan bahwa dia ada latihan ujian selama tiga hari sebelum menjelang ujian yang sesungguhnya, dia harus mendapat nilai bagus baru dia bisa selamat dari maut yaitu kedua orang tuanya sendiri.

           < < < < <
   

Bagaimana nasib Zila dan Nathan selanjutnya everyone??

Duh aku jadi ikut khawatir kalo Zila di amuk lagi sama dua manusia ngga berprasaan itu....

Penasaran ngga??

Stay tune part selanjutnya ya....

       
          
         

        
        

        

           < < < < <

             NOTE:

Oh ya yg sabar ya nunggu aku up bab² selanjutnya, aku usahain secepetnya, soalnya ni juga lagi sibuk nugas sekolah hehe🙏.

         Annyeong😚❤️
  

  "salam dingin dri Author wkwk"

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang