15. State feelings

76 5 2
                                    

-------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------
-------------------

Nathan pun turun dari mobil, ia juga membukakan pintu mobil untuk Zila.

"Makasih." ucap Zila sambil tersenyum.

"Ayok." Tanpa aba aba pria berhoodie dongker itu menggandeng tangan Zila dan menariknya untuk masuk kedalam rumahnya, Zila pun hanya mengikuti gandengan tangan Nathan untuk masuk kedalam.

"Bun Athan pulang."  Nathan dengan suara sedikit berteriak memanggil bundanya diruang tamu.
Terlihat wanita muda berhijab syar'i turun dari tangga.

"Kenalin ini bunda Dinda bunda gue Zil." dia mengenalkan bundanya ke Zila.

"Assalamualaikum tante, saya Zila." ia menundukan kepalanya lalu mencium tangan wanita muda yaitu bundanya Nathan.

"Walaikumsallam Nak Zila, salam kenal ini bundanya Nathan, tapi itu bibirnya kenapa cantik?" Tanya nya menggapai pipi Zila sembari mengajaknya duduk dimeja makan.

"Sini nanti bunda obatin tunggu disini dulu ya." pintanya untuk menunggu sejenak di ruang makan dan bundanya Nathan bergegas naik ke atas, entah berapa tingkat rumah Nathan itu yang terdapat tangga dimana mana.

Brakk!

Nathan yang ingin menghampiri Zila ke meja makan tiba tiba saja tubuhnya tumbang. Zila yang lagi terduduk santai terlonjak kaget menoleh kebelakang, melihat Nathan yang sudah terjatuh lemah.

"Astaga, Nath lo kenapa?" gadis itu menghampiri Nathan dengan wajah cemasnya.

"Akhh--- dada gue Zil." lirih Nathan, dadanya lagi-lagi terasa sesak dan nyeri, penyakitnya kambuh lagi.

"Hah dada lo kenapa? jangan bikin gue khawatir!" disitu Zila bingung harus berbuat apa.

"Tolong bawa gue keatas, kekamar gue, jangan sampe bunda gue tau!" pintanya ke Zila ia ingin dibawa ke kamarnya yang berada di lantai dua, sebelum bundanya mengetahui.

"Emang kenapa? gue kasih tahu tante Dinda sekarang kalo lo lagi sakit!" Nathan mencegah tangan Zila yang ingin berdiri memanggil bundanya.

"Tolongin gue Zil kali ini aja." pintanya yang semakin lemas.

"Ya-yaudah gue bantu lo, ayo berdiri pelan-pelan!" Zila membantu badan Nathan untuk berdiri perlahan dan menaruh tangan Nathan dipundak Zila.

"Lo yakin bisa? jalan pelan-pelan keatas?" Tanya nya memastikan.

Nathan hanya mengangguk dengan wajah yang sudah terlihat pucat itu.

"Yaudah Ayo pelan-pelan aja." Zila memapah badan Nathan perlahan menaiki tangga yang amat terlihat tinggi. Mereka berdua pun akhirnya sampai juga dikamar Nathan yang terlihat sedikit gelap itu.

 Mereka berdua pun akhirnya sampai juga dikamar Nathan yang terlihat sedikit gelap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang